Harga Saham Blue Chip Migas Ini Tengah Tren Turun, Analis Rekomendasi Beli



Rekomendasi Saham Blue Chip – JAKARTA. Harga saham blue chip bidang migas, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dalam tren turun jelang akhir tahun 2023. Analis rekomendasi beli saham blue chip tersebut karena memiliki prospek cerah di masa depan.

Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa efek. Saham blue chip biasanya memiliki fundamental kuat dan kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip biasanya adalah saham di Indeks LQ45. Saham MEDC termasuk anggota Indeks LQ45 periode Agustus 2023-Februari 2024.


Harga saham MEDC belakangan ini dalam tren melemah. Pada perdagangan Kamis 21 Desember 2023, harga saham MEDC melemah ke level 1.130, turun 10 poin atau 0,88% dibandingkan sehari sebelumnya.

 
MEDC Chart by TradingView

Dalam perdagangan 5 hari terakhir, harga saham MEDC terakumulasi melemah 25 poin atau 2,16%. Dalam tren pelemahan ini, analis rekomendasi investor untuk beli saham MEDC.

Rekomendasi beli saham MEDC antara lain disampaikan oleh Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan. Ia menyarankan buy saham MEDC dengan target harga sebesar Rp 1.900 per saham.

Pertimbangan rekomendasi beli saham MEDC adalah potensi banyaknya keuntungan dalam pendapatan dan cadangan pada tahun 2024 dan seterusnya. Namun waspadai pelemahan harga minyak yang telah menyeret koreksi harga saham MEDC sejauh ini.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman juga merekomendasikan buy saham MEDC dengan target harga sebesar Rp 2.100 per saham.

Sedangkan Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian merekomendasikan hold saham MEDC dengan target harga di level Rp 1.235 per saham.

Rekomendasi beli saham MEDC muncul setelah perusahaan gencar melakukanakuisisi aset migas untuk menambah sumber pendapatan baru. Cadangan minyak dan gas (migas) MEDC akan bertambah yang berefek pada peningkatan volume produksi dan pendapatan.

Seperti diketahui, MEDC telah merampungkan akuisisi 20% kepemilikan saham di dua Exploration and Production Sharing Agreements (EPSA) di Oman dari OQ Exploration & Production LLC (OQEP) pada tanggal 13 Desember 2023.

Medco Energi mengakuisisi 20% kepemilikan atas EPSA produksi Blok 60 dan 20% kepemilikan atas EPSA eksplorasi Blok 48. Keduanya berlokasi di darat, tepatnya di bagian barat Oman dekat perbatasan Arab Saudi.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan mengatakan, akuisisi MEDC tersebut berpotensi mendorong pertumbuhan yang lebih menarik di tahun 2024. Dengan selesainya kesepakatan pada akhir tahun 2023, maka blok migas terbaru itu kemungkinan segera mulai berkontribusi pada keuangan MEDC, setelah kuartal pertama 2024.

BRI Danareksa Sekuritas memproyeksi adanya peningkatan sebesar 8,5% pada total volume produksi MEDC pada tahun 2024 menjadi 166 mboepd. Dengan asumsi, adanya potensi penambahan sekitar 13 mbopd dari akuisisi blok Timur Tengah.

Hasan turut melihat potensi blok tersebut memiliki biaya operasional yang rendah, mengingat lokasinya di darat. Dengan demikian, biaya pengangkatannya diperkirakan akan berada di sekitar US$ 10 per barrel oil equivalent.

“Akuisisi yang dilakukan berpotensi menambah pendapatan MEDC pada tahun 2024,” tulis Hasan dalam riset 20 November 2023.

Selain itu, Hasan melihat adanya harta potensial lainnya bagi MEDC dari blok migas Tanzania. MEDC telah mengakuisisi satu blok di Tanzania sebagai bagian dari pengambilalihan aset Ophir pada tahun 2019.

Blok Tanzania saat ini sedang dikembangkan bersama mitra joint venture (JV) di Blok 1 dan 4 yang terdiri dari Medco (20%), Shell (operator, 60%), dan Pavilion Energy (20%) yang diperkirakan memiliki potensi cadangan sebesar 16 TCF, dengan kepemilikan bersih MEDC sekitar 3,2 TCF atau 569 mmboe.

Walaupun terdapat ketidakpastian terkait konversi cadangan potensial menjadi cadangan aktual, Hasan yakin bahwa blok Tanzania akan memberikan peningkatan signifikan terhadap cadangan 2P MEDC saat ini sebesar 491 mmboe. Proyeksi cadangan 2P blok Tanzania diharapkan akan dirilis pada kuartal IV-2024.

BRI Danareksa Sekuritas meyakini harga minyak mentah dunia bakal tetap berada di atas US$ 70 per barel dengan potensi di posisi US$ 78 per barel pada tahun 2024. Meskipun risiko dan potensi perang geopolitik tidak diperhitungkan.

Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian turut melihat bahwa akuisisi Medco Energi terhadap blok migas di Timur Tengah akan menambah pemasukan MEDC ke depannya. Di samping itu, MEDC juga memiliki prospek yang positif dalam bisnis ketenagalistrikan.

“Kami melihat akuisisi blok tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja MEDC karna dapat berkontribusi terhadap peningkatan produksi migas,” kata Ayu Dian kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).

Ayu menuturkan bahwa pengembangan clean power juga layak disorot karena secara jangka panjang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini tercermin dari kontribusi penjualan kelistrikan yang terus meningkat.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman melihat, MEDC telah menumbuhkan bisnis ketenagalistrikan dengan meningkatnya pangsa energi terbarukan. Pada kuartal ketiga 2023, pendapatan dari bisnis kelistrikan sebesar US$13,2 juta yang naik 9.4%QoQ, sehingga menghasilkan pendapatan kumulatif dari sektor tersebut sekitar 55%yoy menjadi US$37,4 juta hingga September 2023.

Selama periode Januari – September 2023, Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 3.079 GWh yang bertumbuh 5,1% YoY, menyusul kontribusi IPP berbahan bakar gas di Riau sebesar 275MW dan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya di Sumbawa sebesar 26 megawatt peak (MWp).  Adapun realisasi harga listrik rata-rata adalah 3,7 per sen dolar AS, di luar biaya bahan bakar atau naik 2,8% dibandingkan tahun lalu.

“Bisnis ketenagalistrikan MEDC terus membukukan pendapatan yang lebih tinggi, meski pangsanya masih kecil dibandingkan dengan minyak dan gas,” ungkap Arief dalam riset tertanggal 2 November 2023.

Arief berharap, MEDC akan membukukan kinerja keuangan yang lebih tinggi pada kuartal IV-2023 jika harga minyak mentah Brent dapat bertahan rata-rata US$ 90 per barel. Selain itu, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) kemungkinan membukukan produksi tembaga yang lebih tinggi sebesar 183 juta lbs atau naik 112% QoQ dan produksi emas sebesar 243 k oz yang berpotensi naik 178% QoQ, apabila dilihat dari pedoman produksi perusahaan.

MEDC juga telah menandatangani perjanjian jual beli untuk menjual efektif 32% kepentingan kerja di Blok 12W (ChimSao). Transaksi diharapkan selesai sebelum akhir tahun 2023 dan diperkirakan menghasilkan keuntungan atas transaksi tersebut.

Adapun selama periode Januari – September 2023, MEDC mencatatkan total pendapatan sebesar US$ 1,66 miliar. Capaian top line tersebut turun 4,50% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$1,74 miliar.

Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk MEDC tercatat sebesar US$242,37 juta. Laba tersebut anjlok 39,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$ 400,92 juta.

Ayu Dian mencermati kinerja top line MEDC khususnya kuartal ketiga 2023 masih mengalami penurunan besar-besaran sekitar 0,81% qoq karena tertekan penurunan harga jual rata-rata (ASP) minyak dan gas sebesar 24% YoY dan 10% YoY.

Untungnya lonjakan laba bersih tiga kali lipat sebesar US$123 juta atau naik 229%qoq pada periode kuartal ketiga sedikit memangkas penurunan MEDC. Ayu mengamati, bottom line MEDC berhasil mencatatkan kenaikan didorong oleh biaya tunai (cash cost) yang lanjut turun dan peningkatan pada pos investasi efek dari IPO AMMN.

Itulah rekomendasi saham blue chip MEDC untuk perdagangan hari ini, Jumat 22 Desember 2023. Ingat, segala keputusan pembelian dan penjualan saham menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto