Harga Saham Blue Chip Terus Melemah, Mana Yang Layak Beli?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melemah hingga awal Juni 2024. Penurunan harga saham blue chip menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah. Lalu, adakah harga saham blue chip murah yang layak masuk keranjang investasi?

Pada perdagangan Selasa (4/6), IHSG ditutup di level 7.099,3. IHSG telah turun 2,39% sepanjang tahun berjalan 2024 ini.

Salah satu penyumbang penurunan IHSG adalah harga saham blue chip yang berguguran. Padahal, selama ini saham blue chip menjadi penopang IHSG.


Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman di lantai bursa. Saham blue chip biasanya memiliki fundamental kuat dan kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Di BEI, saham blue chip biasanya saham-saham yang menjadi anggota indeks mayor seperti Indeks LQ45. Belakangan ini, saham-saham di LQ45 terus melemah.

Menurut data BEI, lima besar saham LQ45 yang menjadi pemberat indeks sejak awal tahun adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun 22,3% sejak awal tahun. Kemudian saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -24,1%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) -29,1%, PT Astra International Tbk (ASII) -18,9%, dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) -10,3%.

Adityo Nugroho, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas mengatakan, koreksi pada saham-saham big caps disebabkan oleh masifnya aksi investor asing akibat tingginya suku bunga The Fed. 

"Sehingga imbal hasil instrumen investasi dalam rupiah menjadi kurang menarik, ditambah memanasnya tensi geopolitik membuat aset safe haven kembali diburu," kata Adityo kepada Kontan.co.id, Selasa (4/6). 

Penurunan saham BBRI telah menggerus IHSG sebesar 134,96 poin. Sementara TLKM menekan IHSG sebesar 111,48 poin. Saham GOTO menggerus IHSG sebanyak 53,56 poin. Saham ASII dan BYAN masing-masing menggerus IHSG sebesar 48,40 poin dan 31,93 poin.

Baca Juga: Ada Yang Blue Chip, Saham Ini Cum Date Dividen Awal Juni, Cek Yang Layak Beli

Valuasi Tergolong Murah

Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menuturkan, penurunan saham BBRI disebabkan oleh adanya ekspektasi kenaikan rasio non performing loan (NPL) setelah restrukturisasi dihentikan. 

"Telkom memiliki kinerja di bawah ekspektasi dan adanya kekhawatiran pelaku pasar atas masuknya Starlink ditambah sentimen negatif terkait masalah korupsi," kata dia. 

Sukarno mencermati merosotnya harga saham ASII disebabkan oleh penurunan penjualan kendaraan roda empat dan reaksi pasar yang kurang baik dengan munculnya BYD sebagai pesaingnya. 

Head of Research Mega Capital Sekuritas atau Investasiku Cheril Tanuwijaya bilang baik BBRI, TLKM, dan ASII secara indikator price to earning (PE) atawa rasio saham terhadap laba emiten sudah relatif murah. 

"Ketiganya berada di minus dua standar deviasi dari PE historis lima tahun. Namun ketiga saham big caps itu masih belum memiliki sentimen positif yang mendukung kenaikan harga sahamnya," jelas Cheril. 

Misalnya, ASII, dengan suku bunga tinggi akan membayangi kinerjanya karena 80% penjualan Astra berasal dari kredit. Ditambah lagi persaingan kendaraan roda empat yang semakin ketat. 

Equity Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian mencermati penurunan BBRI, TLKM dan ASII udah mulai cenderung terbatas di tengah harga yang sudah masuk level oversold untuk itu Ayu masih merekomendasikan beli. 

Lebih lanjut, Reliance Sekuritas merekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga di Rp 5.050, beli TLKM di RP 3.260 dan beli ASII dengan target harga Rp 5.024 per saham. 

Sementara saham pilihan Cheril jatuh pada saham BBRI. Dia merekomendasikan beli saham BBRI harga di Rp 5.600 dan stop loss di Rp 4.200. Adapun Kiwoom Sekuritas Indonesia menyarankan beli atau hold BBRI, TLKM, dan ASII. 

Sukarno menambahkan investor juga bisa buy atau hold BBNI dengan target harga di Rp 5.275. Menurutnya BBNI menarik untuk dicermati karena memiliki valuasi yang murah dan meraih pertumbuhan kinerja di kuartal I-2024.

Itulah rekomendasi saham blue chip untuk perdagangan hari ini, Rabu 5 Juni 2024. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto