Harga saham BMRI naik 3,6% sehari, pembeli seminggu lalu masih minus, lo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selasa (3/3) saham BMRI (Bank Mandiri (Persero) Tbk.) ditutup menghijau. Saat bursa menutup hari perdagangan, saham BMRI persis di harga penutupan Rp 7.200 per saham.

Dibandingkan dengan penutupan Senin (2/3), harga saham BMRI naik 3,60% dari Rp 6.950.

Mencatatkan harga tertinggi Rp 7.350 dan harga terendah Rp 7.025, saham BMRI ditutup naik Rp 250 per saham dalam sehari.


Baca Juga: Saham BBCA melesat 3,95% sehari, pembeli sebulan lalu masih minus

Kalau dihitung sejak 7 hari yang lalu (25 Februari 2020), harga saham BMRI hari ini minus 7,69 % dibanding harga saat itu (Rp 7.800).

Begitu pula, jika kita hitung sejak 30 hari yang lalu (3 Februari 2020), harga saham emiten ini turun 4,00%, dari semula (Rp 7.500).

Adapun sejak setahun lalu (3 Maret 2019) harga saham BMRI sudah naik 1,05% dari harga saat itu (Rp 7.125).

Baca Juga: Harga saham BBRI melonjak 3,02%, selamat bagi yang berani beli tadi pagi

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BMRI mencapai Rp 348,00 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 48.222.600 lot.

Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 589, maka price to earning ratio (PER) saham ini 12,22 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 1,64 kali.

Pada akhir sesi perdagangan, Selasa (3/3) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik lumayan tinggi. 

Ketika Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup hari perdagangan, IHSG berada di angka indeks 5.518,63.

Itu berarti dalam tempo 7 jam perdagangan, indeks utama di bursa saham Indonesia ini naik sebesar 2,94%.

Baca Juga: Asing net sell, IHSG berhasil melonjak 2,94% ke 5.518 pada akhir perdagangan hari ini

Kenaikan IHSG itu ternyata sejalan dengan situasi indeks sektoral. Dari 10 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia, seluruhnya positif. Berikut angkanya:

  1. Sektor Infrastruktur (4,23%),
  2. Sektor Barang Konsumsi (3,90%),
  3. Sektor Manufaktur (3,35%),
  4. Sektor Aneka Industri (2,84%),
  5. Sektor Keuangan (2,79%),
  6. Sektor Pertanian (2,75%),
  7. Sektor Industri Dasar (2,69%),
  8. Sektor Tambang (2,67%),
  9. Sektor Konstruksi (2,02%)
  10. Sektor Perdagangan (1,50%).
Tampak bahwa kenaikan paling tinggi terjadai pada indeks sektor Infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana