Harga saham BNBR jeblok usai reverse stock



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menaikkan harga saham dengan menciutkan jumlah saham atau reverse stock gagal total. Harga saham emiten ini justru semakin melorot.

Pasca reverse stock, harga saham BNBR yang sebelumnya di level Rp 50 naik menjadi Rp 500 per saham. Namun, pasar merespons negatif aksi korporasi tersebut. Harga saham BNBR langsung tersungkur ke posisi Rp 104 per saham, pada Jumat (8/6).

Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya menghentikan perdagangan saham BNBR. Keputusan itu ditempuh lantaran harga BNBR turun signifikan, sekitar 79%.


Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, harga saham ini semakin merosot justru karena aksi reverse stock manajemen BNBR. "Bagi mereka yang beli di harga lebih rendah, aksi reverse stock dianggap kesempatan untuk keluar karena harganya lebih tinggi," ujar dia.

Selain itu, William menilai kondisi fundamental BNBR menjadi sentimen negatif yang membuat investor menjual portofolio sahamnya. Maklumlah, dalam laporan keuangan kuartal I-2018, BNBR mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 452,26 miliar.

Selain itu, BNBR tercatat masih memiliki kewajiban yang harus dibayar sebesar Rp 7 triliun pada semester II-2018. Ini setelah dua tahun berturut-turut BNBR merestrukturisasi utang senilai Rp 1,37 triliun dan Rp 1,04 triliun kepada Credit Suisse.

Pada hari ini (20/6), BEI berencana kembali membuka gembok suspensi BNBR. Namun, William menilai BNBR masih akan diliputi sentimen negatif dan bisa turun hingga 30%. Kecuali, manajemen dapat membuktikan keberhasilannya dalam merestrukturisasi utang. "Kalau laporan kuartal II-2018 ada perbaikan, itu bisa menjadi sentimen positif," kata dia.

Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe juga menilai hasil restrukturisasi utang belum terlihat, sehingga harga BNBR berpotensi kembali menyentuh Rp 50 per saham. "Jika restrukturisasi kelihatan berhasil, harganya bisa terangkat lagi seperti pada BUMI," ujar dia.

Kiswoyo maupun William menyarankan wait and see terhadap saham BNBR. Mereka menilai, BNBR tak layak koleksi sebab masih punya potensi turun lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini