KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham pertambangan batubara seperti
ADRO,
PTBA,
BUMI,
ITMG dalam tren naik sepanjang perdagangan pekan pertama Oktober 2022. Untuk perdagangan hari ini, Senin 10 Oktober 2022, apakah saham
ADRO,
PTBA,
BUMI,
ITMG layak dibeli atau dijual? Pada perdagangan Jumat 7 Oktober 2022, harga saham ITMG ditutup di level 43.800 naik 500 poin atau 1,15% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama pekan lalu atau 5 hari perdagangan terakhir, harga saham ITMG terakumulasi naik 2.300 poin atua 5,54%. Pada perdagangan Jumat 7 Oktober 2022, harga saham ADRO ditutup di level 4.140 naik 40 poin atau 0,98% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama pekan lalu atau 5 hari perdagangan terakhir, harga saham ADRO terakumulasi naik 200 poin atua 5,08%.
Pada perdagangan Jumat 7 Oktober 2022, harga saham PTBA ditutup di level 4.290 naik 60 poin atua 1,42% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama pekan lalu atau 5 hari perdagangan terakhir, harga saham PTBA terakumulasi naik 140 poin atau 3,37%. Pada perdagangan Jumat 7 Oktober 2022, harga saham BUMI ditutup di level 186 naik 23 poin atau 14,11% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama pekan lalu atau 5 hari perdagangan terakhir, harga saham BUMI terakumulasi naik 49 poin atau 35,77%.
Baca Juga: Siap-Siap, Suspensi Dua Saham BUMN Ini Akan Dicabut, Cek Rekomendasi Analis Untuk perdagangan hari ini Senin 10 Oktober 2022, Samuel Sekuritas menjadikan saham
ADRO,
PTBA,
BUMI,
ITMG sebagai saham pilihan. Saham ADRO diyakini memiliki neraca yang kuat, dan akan mencetak performa yang lebih baik daripada para pesaingnya ketika skema BLU diterapkan. Perlu dicatat pula, bahwa BUMI mungkin menjadi perusahaan dengan
net cash pada 2023 jika
non-preemptive rights berjalan dengan sukses. Samuel Sekuritas rekomendasikan beli saham ADRO dengan target harga Rp 4.900 per saham. Samuel Sekuritas juga rekomendasi beli saham PTBA dengan target harga Rp 4.600 per saham. Kemudian, ada juga rekomendasi beli saham BUMI dengan target harga Rp 305 per saham. Sedangkaan rekomendasi saham ITMG adalah
hold dengan target harga Rp 46.000 per saham. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Jonathan Guyadi menyatakan batubara menjadi salah satu komoditas yang harganya kemungkinan masih akan tetap tinggi untuk beberapa waktu ke depan. Pasalnya, ada beberapa katalis jangka pendek dan menengah yang akan mengangkat harga batubara. Pertama, menurut World Meteorological Organization (WMO), cuaca ekstrem mungkin masih berlangsung hingga awal 2023. Hal ini memperburuk kekeringan dan banjir di berbagai belahan dunia. Kondisi ini kemungkinan akan mempengaruhi produksi batubara Kedua, dari sisi permintaan, ketegangan Rusia dan Ukraina dapat meningkatkan permintaan batubara karena Rusia memutus pasokan gas ke banyak negara Eropa. Asal tahu, Rusia menyumbang sekitar 43% dari suplai gas Eropa di 2022. Hal ini memaksa negara-negara tersebut untuk menghemat gas dan mengandalkan batubara sebagai sumber energi untuk menghadapi musim dingin yang akan datang.
Baca Juga: Indeks Sektor Energi Menguat 6,05% Sepekan, Saham BUMI Memimpin Di sisi lain, terdapat potensi
bearish harga batubara. Para ekonom saat ini cenderung memiliki opini
bearish tentang prospek ekonomi China, terutama karena gejolak di pasar propertinya. Wabah dan
lockdown Covid-19 kemungkinan mempengaruhi pertumbuhan PDB negara tirai bambu tersebut Secara historis, Jonathan melihat korelasi yang kuat antara pertumbuhan PDB China dan harga batubara. Di sisi lain, masuknya batubara Rusia ke pasar ekspor Indonesia (termasuk India) dapat menjadi kompetitor bagi perusahaan batubara Indonesia, karena batubara Rusia lebih murah dan memiliki nilai kalori yang lebih tinggi. Tarif royalti baru yang dikenakan pada perusahaan pertambangan batubara Indonesia juga dapat mempengaruhi kinerja mereka dalam jangka Panjang Sementara itu, pemerintah akan membentuk entitas yang akan menutup kesenjangan harga melalui pungutan ekspor, yang disebut badan layanan umum (BLU). Di antara perusahaan-perusahaan batubara di bawah cakupan analisis Samuel Sekuritas, Jonathan meyakini bahwa PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) akan mencatat kinerja terbaik dibanding para pesaingnya. Proyeksi ini didukung oleh tingginya harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP). Samuel Sekuritas melakukan perhitungan berdasarkan asumsi bahwa pemerintah akan mengenakan tambahan biaya ekspor sebesar US$ 5-US$ 10 per ton dengan imbalan ASP (skema badan layanan umum) domestik yang lebih tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan batubara di bawah
coverage Samuel Sekuritas yang memprioritaskan ekspor akan mencatat laba bersih yang lebih rendah di 2023. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG) akan mengalami penurunan laba bersih sekitar 111%, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO) akan turun 7%, dan laba bersih PT Bumi Resources Tbk (
BUMI) akan menurun 3%.
“Kami meyakini bahwa harga batubara akan tetap tinggi untuk beberapa waktu ke depan akibat ketegangan geopolitik, cuaca ekstrem, dan kemungkinan gelombang baru Covid-19,” tulis Jonathan dalam riset, Kamis (6/10). Meskipun demikian, terdapat sejumlah risiko penurunan yang tidak boleh diabaikan, termasuk perlambatan ekonomi global, pasokan batubara Rusia, dan tarif royalti yang lebih tinggi. Itulah rekomendasi saham ADRO, BUMI, ITMG PTBA untuk perdagangan hari ini, Senin 10 Oktober 2022. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham batubara di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto