KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham dari kelompok badan usaha milik negara (BUMN) dalam tren turun hingga September 2021. Di tengah tren penurunan harga tersebut, saham dari perusahaan BUMN apa saja yang bagus untuk dibeli? Penurunan harga saham BUMN terindikasi dari kinerja indeks IDX BUM20. Sepanjang tahun 2021 berjalan hingga Rabu (22/9), indeks IDX BUMN20 melemah 14,60%. Sementara pada perdagangan hari ini, indeks tersebut mengalami penguatan sebesar 1,13%. Apakah penguatan Indeks IDX BUMN20 ini menjadi sinyal kebangkitan harga saham BUMN? Lalu saham perusahaan BUMN apa saja yang bisa dikoleksi?
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai, secara teknikal ada beberapa saham BUMN yang memiliki peluang untuk menguat usai adanya pengenduran pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Secara bisnis, Sukarno melihat kondisi bisnis BUMN di masa yang akan datang mempunyai peluang untuk membaik lebih cepat ketimbang emiten non BUMN, seiring dengan program vaksinasi yang terus berjalan. Ia menuturkan, sejumlah sektor emiten juga sudah terlihat kembali bangkit ketimbang posisi pada tahun lalu. Jika melihat data Agustus, pertumbuhan kredit investasi dari beberapa sektor sektor kembali tumbuh, dimana industri pertambangan yang naik 10,6% yoy, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 13,5% yoy.
Baca Juga: Menakar prospek saham-saham emiten BUMN di tengah pemulihan ekonomi Selain itu, kredit investasi sektor konstruksi juga naik 7,5% yoy. “Ini mengindikasikan industri tersebut memiliki peluang untuk bangkit dibandingkan tahun lalu yang sempat melemah. Sementara ada beberapa kredit di industri lainnya masih menunjukkan penurunan, yang artinya belum melakukan ekspansi," katanya ketika dihubungi Kontan, Rabu (22/9). Dari jajaran saham emiten BUMN, Sukarno rekomendasi saham-saham seperti ADHI, PTPP, WIKA, WSKT, BBRI, BBTN, BBNI, BMRI, BRIS, TLKM, TINS, PTBA, JSMR, dan PGAS cukup menarik untuk dicermati. Adapun untuk potensi kenaikan saham-saham tersebut dalam jangka pendeknya sekitar 5% sampai 10% atau 10% hingga 15%. Sedangkan, sambung Sukarno, saham-saham lainnya masih belum menunjukkan potensi akan bisa menguat dari segi teknikal. Pada penutupan perdagangan Rabu (22/9), harga saham ADHI melemah 1,21% ke level Rp 885 per saham. Harga saham PTPP juga ambles 0,48% ke level Rp 1.045 per saham. Sedangkan harga saham WSKT juga terpantau turun 0,60% ke harga Rp 830 per saham. Harga saham PGAS turun 1,34% ke level Rp 1.105 per saham.
Baca Juga: Diuntungkan penguatan harga batubara, simak rekomendasi saham Petrosea (PTRO) Kemudian harga saham BBRI menguat 1,12% ke level Rp 3.610 per saham. Harga saham BBTN juga tumbuh 1,12% ke level Rp 1.360 per saham. Harga saham BBNI meningkat 0,49% ke level Rp 5.150 per saham. Harga saham BRIS meningkat 1,93% ke level Rp 2.110 per saham.
Selanjutnya, harga saham TLKM naik 1,70% ke level Rp 3.590 per saham. Harga saham TINS menguat 3,06% ke level Rp 1.515 per saham. Harga saham PTBA tumbuh 3,07% ke level Rp 2.350 per saham. Harga saham JSMR juga naik 2,35% ke level Rp 3.920 per saham. Harga saham WIKA terpantau stagnan di Rp 1.095 per saham.
Itulah rekomendasi harga saham dari perusahaan BUMN yang layak dibeli dan berpotensi memberikan cuan. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri. Semoga cuan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto