KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham salah satu perusahaan pemerintah atau badan usaha milik negara (BUMN) melonjak pada perdagangan Jumat 3 Maret 2023 usai pengumuman kinerja kinclong. Apakah saham BUMN ini masih memiliki prospek cerah untuk masuk portofolio investasi? BUMN itu adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Harga saham JSMR ditutup menguat 2,77% ke level Rp 3.340 per saham. Kenaikan harga saham JSMR terjadi setelah manajemen mengumumkan perolehan laba bersih sebesar Rp 2,74 triliun pada tahun 2022. Keuntungan JSMR melesat 70,18% dari raihan Rp 1,61 triliun pada tahun 2021.
Laba bersih JSMR terdongkrak oleh kenaikan pendapatan sebesar 9,36% secara tahunan. Dari Rp 15,16 triliun menjadi Rp 16,58 triliun. Pendapatan dari bisnis tol mendominasi dengan porsi 75%. Pendapatan tol JSMR tahun lalu naik 15,39% menjadi Rp 12,44 triliun. Penyumbang pendapatan Jasa Marga lainnya berasal dari segmen konstruksi sebesar Rp 2,8 triliun dan usaha lainnya senilai Rp 1,33 triliun. Baca Juga: Dividen Ekstra Besar Akan Membanjiri Pasar Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, mengatakan, pemulihan mobilitas masyarakat memberikan dampak yang positif. Hingga Desember 2022, JSMR mencatat lalu lintas harian rata-rata (LHR) mencapai 3,3 juta kendaraan, naik 15,58% dari posisi tahun 2021. Volume lalu lintas diproyeksikan semakin membaik pada tahun ini. Didorong oleh kembali normalnya aktivitas masyarakat di lingkungan perkantoran dan sekolah, pemulihan pariwisata, serta lalu lintas dari jalan tol baru yang terkoneksi. "Proyeksi pertumbuhan ruas baru dan peningkatan mobilitas masyarakat menjadi katalis positif terhadap kenaikan volume lalu lintas. Sehingga untuk pendapatan dan laba bersih di tahun 2023, perseroan optimistis akan lebih baik dibanding tahun 2022," ungkap Lisye kepada Kontan.co.id, Jum'at (3/3). Saat ini, Jasa Marga memiliki beberapa proyek tol yang masih on progress. Meliputi Jakarta-Cikampek II Selatan, Yogyakarta-Bawen, Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, Probolinggo-Banyuwangi ruas Probolinggo-Besuki dan Akses Patimban. "Dengan proyek konstruksi yang sedang berjalan, untuk capex di tahun 2023, 2024, dan ke depannya sangat bergantung pada progres pembebasan lahan dan juga progres konstruksi masing-masing ruas jalan tol," imbuh Lisye. Guna menyeimbangkan pertumbuhan dan kesinambungan bisnis, JSMR akan menggelar sejumlah strategi. Termasuk program asset recycling. JSMR juga menginisiasi equity financing dari salah satu anak usahanya, yakni PT Jasamarga Transjawa Tol. Tujuannya untuk deleveraging dan pembiayaan jalan tol baru. Sebagai informasi, selain kenaikan pendapatan, laba bersih JSMR tahun 2022 ikut terkerek oleh keuntungan dari pelepasan investasi pada PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JCC) senilai Rp 2,18 triliun. Keuntungan ini berasal dari divestasi 40% saham JCC di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated (tol layang MBZ) kepada anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) yang resmi dilakukan pada akhir tahun lalu.