KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham emiten konstruksi yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih dalam tren turun hingga November 2022. Saham tersebut antara lain PT Adhi Karya Tbk (
ADHI), PT PP Tbk (
PTPP), PT Waskita Karya Tbk (
WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA). Dari empat saham BUMN konstruksi itu, mana yang bagus untuk dibeli? Harga saham WIKA pada perdagangan Selasa 15 November 2022 ditutup di level 925, turun 5 poin atau 0,54% dibandingkan sehari sebelumnya. Secara year to date (ytd) atau sejak awal tahun 2022, harga saham WIKA terakumulasi turun 215 poin atau 18,86%. Harga saham ADHI pada perdagangan Selasa 15 November 2022 ditutup di level
525, turun 10 poin atau 1,87% dibandingkan sehari sebelumnya. Secara year to date (ytd) atau sejak awal tahun 2022, harga saham ADHI terakumulasi turun
395 poin atau 42,93%.
Harga saham PTPP pada perdagangan Selasa 15 November 2022 ditutup di level 915 turun 5 poin atau 0,54% dibandingkan sehari sebelumnya. Secara year to date (ytd) atau sejak awal tahun 2022, harga saham PTPP terakumulasi turun 105 poin atau 10,29%. Harga saham WSKT pada perdagangan Selasa 15 November 2022 ditutup di level 470, stagnan dibandingkan sehari sebelumnya. Secara year to date (ytd) atau sejak awal tahun 2022, harga saham WSKT terakumulasi turun 165 poin atau 25,98%.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham SMDR, EMTK, IPPE, OMED, BUKA untuk Perdagangan Rabu (16/11) Disisi lain, masing-masing emiten BUMN konstruksi itu sudah melaporkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Hasilnya, emiten konstruksi BUMN mencatat kinerja beragam cenderung stagnan. Kinerja paling moncer ditunjukkan oleh PT Adhi Karya Tbk (
ADHI). Per September 2022, ADHI mencetak laba bersih Rp 21,0 miliar atau naik sebesar 24% dari laba bersih per September 2021. Peningkatan
bottom line ADHI sejalan dengan kenaikan pendapatannya. Pada periode yang sama, ADHI membukukan pendapatan sebesar Rp 9,1 triliun, meningkat 23,54% dibandingkan pendapatan September 2021 yang sebesar Rp 7,4 triliun. PT PP Tbk (
PTPP) mencatatkan kinerja konservatif. PTPP membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 141,02 miliar, naik 8,96% dari Rp 129,41 miliar pada periode sama tahun lalu. Pertumbuhan kinerja
bottom line PTPP ditopang kenaikan pendapatan. PTPP membukukan kenaikan pendapatan 20% menjadi Rp 13,45 triliun. Per kuartal ketiga 2022, PT Waskita Karya Tbk (
WSKT) membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 425,29 juta. Realisasi ini anjlok 99,75% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 174,41 miliar. Namun, pendapatan WSKT berhasil tumbuh 44,66% menjadi Rp 10,3 triliun hingga kuartal ketiga 2022. PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA) justru mencetak rugi bersih sebesar Rp 27,96 miliar per kuartal ketiga 2022. Padahal, per September 2021 WIKA masih membukukan laba bersih Rp 104,93 miliar. Namun, penjualan WIKA berhasil naik 9,8% menjadi Rp 12,79 triliun. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Abraham Gosal menilai, salah satu penyebab kurang moncernya kinerja emiten konstruksi salah satunya disebabkan oleh raihan kontrak baru yang masih jauh dari target. Abraham mengamati, hampir semua perusahaan konstruksi mengalami kontraksi margin. Kemungkinan, kondisi ini masih dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku dan biaya bunga.
Baca Juga: Emiten Kontraktor Menadah Berkah Ibu Kota Negara Baru Hanya saja, Abraham melihat, secara historis nilai kontrak emiten konstruksi akan cukup besar di kuartal keempat karena anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang harus terserap habis.
“Saya masih menunggu hasil kinerja kuartal keempat untuk memiliki pandangan yang lebih yakin tentang tahun depan. Tetapi berbicara dengan beberapa perusahaan, sepertinya mereka berfokus untuk mengejar kontrak baru di tahun ini untuk digarap tahun depan ketimbang mengejar pertumbuhan kontrak baru karena ketidakpastian,” kata Abraham kepada Kontan.co.id, Selasa (15/11). Oleh karena itu, investor lebih baik wait and see dahulu terhadap saham-saham emiten konstruksi. Itulah rekomendasi saham emiten BUMN konstruksi untuk perdagangan hari ini, Rabu 16 November 2022. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto