KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IDX Value30 (IDXV30) tergeser dari posisi indeks dengan kenaikan terbesar secara year to date (YTD). Laju IDXV30 pada bulan ini terganjal harga saham emiten batubara yang sedang meredup. Sampai dengan akhir Oktober, IDXV30 masih kokoh di puncak dengan penguatan 26,16% secara ytd. Tapi, level kenaikan tergerus hingga menyisakan 20,76% per Jum'at (11/11) ini. Posisi IDXV30 di puncak klasemen indeks kini tergeser oleh IDX High Dividend 20 yang naik 21,32% sejak awal tahun 2022.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menyoroti saham-saham batubara yang sedang berada di fase penurunan. Hal ini tak lepas dari merosotnya harga komoditas batubara secara global. Apalagi IDXV30 banyak dihuni oleh saham-saham batubara dan industri pendukungnya. Tengok saja, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) yang merosot 17,48% sejak awal November 2022.
Baca Juga: Emiten Gencar Cari Pendanaan Lewat Penerbitan Saham Baru, Cek Rekomendasi Sahamnya Kemudian saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang ambles 12,31%, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang harga sahamnya turun 11%, dan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang melorot 7,16%. Selain produsen batubara tersebut, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) melemah 10,22%. Begitu juga PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang melorot 9,18% sejak awal bulan ini. Selain karena harga batubara global yang meredup, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata melihat, pelemahan saham batubara juga tak lepas dari sentimen negatif dari pernyataan pemerintah. Terutama saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan rencana pemerintah mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam rangka memenuhi target penurunan emisi karbon. "Efek kejut atas pernyataan itu tercermin pada koreksi harga saham emiten batubara secara harian. Walaupun sebenarnya dari sisi kinerja keuangan, para emiten tersebut masih berhasil mencetak profit tebal," terang Liza. Fajar menambahkan, IDXV30 masih prospektif lantaran fundamental emiten penghuninya masih solid. Begitu juga dengan saham-saham batubara yang berpotensi kembali menguat di akhir tahun. Sebab, harga komoditas energi termasuk batubara akan kembali membara menjelang musim dingin. Sehingga, prospek saham batubara masih apik hingga akhir tahun 2022 dan awal tahun depan. Dengan fluktuasi pasar saat ini, Fajar pun menilai sebenarnya koreksi yang terjadi pada IDXV30 masih wajar. Potensi untuk kembali menguat masih terbuka, meski dengan laju yang tidak sekencang sebelumnya. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga melihat ada kecenderungan koreksi pada IDXV30, karena dari sisi indikator MACD masih sideways di area negatif. "Meski menguat, tampaknya akan cenderung terbatas untuk uji area klaster MA di 158-160," jelas Didit. Di jajaran IDXV30, Didit menilai saham PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) masih menarik dikoleksi.
Target harga ASII berada di area Rp 6.750 - Rp 6.850, BBTN di posisi Rp 1.600 - Rp 1.650, dan target harga SRTG berada di Rp 2.750 - Rp 2.900 per saham. Sedangkan Fajar menjagokan saham ITMG. Setelah pengumuman pembagian dividen, investor bisa menerapkan strategi averaging down dengan target harga di level Rp 45.350 per saham.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Bakal Lakukan Buyback Saham, Ini Rekomendasi Analis Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat