KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham emiten pakan ternak mengalami penguatan dalam sebulan terakhir. Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA) melesat 24,92%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN) tumbuh 12,70%, dan PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) naik 23,97% dalam sebulan. Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, kinerja emiten-emiten
poultry diproyeksi kembali bangkit seiring dengan membaiknya perekonomian. “Meskipun tidak akan langsung positif, secara perlahan kami yakin sektor
poultry akan mencoba kembali bangkit tahun ini. Apalagi kebijakan pemerintah juga cukup membantu untuk meningkatkan stabilitas harga ayam broiler,” ujar Nico, Minggu (28/3).
Baca Juga: Ada momentum puasa dan lebaran, begini arah IHSG di kuartal kedua 2021 Nico menambahkan, hal tersebut dinilai dapat menjaga konsistensi pemasukan bagi emiten poultry. Hal serupa juga disampaikan oleh Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery. Michael menjelaskan ada sejumlah sentimen positif untuk sektor pakan ternak. Pertama, upaya Pemerintah lewat Kementan untuk berkomitmen menjaga kestabilan harga pasar untuk produk
livebird, dimana Kementan menargetkan memangkas jumlah produksi ayam melalui pengurangan produksi telur tetas dan pengurangan
day old chicken (DOC) sebanyak 288 juta. Adapun target pemangkasan DOC final stock mencapai 85% dari potensi surplus tahun ini. Target pemangkasan tersebut dimulai sejak Februari hingga April 2021. “Sehingga ini dapat menjaga kestabilan harga ayam hingga kuartal 2,” imbuh Michael.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham sektor industri dasar dan kimia berikut ini Kedua, potensi menguatnya harga
livebird menjelang bulan Ramadhan juga dapat mendongkrak penjualan emiten-emiten
poultry di semester 1 ini. Sejak awal bulan ini, harga
livebird juga sudah terpantau stabil di level harga Rp 19.000 -Rp 21.000 per kg. “Sementara sentimen negatif untuk saham-saham emiten
poultry adanya lonjakan harga bahan baku pakan ternak yaitu kedelai,” ungkapnya. Michael melihat saham JPFA masih menarik untuk dicermati lantaran emiten ini memiliki lini bisnis yang terintegrasi. Kemudian, JPFA juga sedang berekspansi ke produk
consumer goods melalui akuisisi So good Food (SGF). Sehingga, hal ini membuka prospek pertumbuhan penjualan segmen
consumer goods yang semakin besar, serta dapat mengurangi eksposur volatilitas harga broiler dan DOC terhadap kinerja penjualan JPFA. Sekarang ini saham JPFA diperdagangkan dengan PER di 24,37 kali dan PBV 2,09 kali. Michael memberikan rekomendasi
hold untuk saham JPFA dengan target harga Rp 2.000. Adapun pada penutupan perdagangan Jumat (26/3) saham JPFA menguat 1,60% ke harga Rp 1.905 per saham.
Baca Juga: Indeks industri dasar dan kimia menguat 5,71% ytd, berikut pendorongnya Nico menambahkan, JPFA memiliki prospek yang menarik pada tahun ini. Selan mengakuisisi SGF, emiten ini juga terus melakukan penetrasi pasar melalui
e-commerce. Sehingga peluang bisnis tetap terjaga ke depannya karena saat ini ketika era belanja berubah dari konvensional menjadi digital, JPFA mengikuti perubahan tersebut. Nico menyarankan
hold saham JPFA dengan target harga Rp 1.950 per saham. Sedangkan untuk saham CPIN, Michael menilai valuasi saham CPIN sudah terbilang mahal dengan PER 37,07 kali dan PBV di 5,12 kali. Michael menyarankan pelaku pasar untuk
hold saham CPIN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi