KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham sejumlah properti berkapitalisasi pasar kecil (
small caps) naik cukup signifikan belakangan ini. Sebagai contoh, dalam seminggu terakhir sampai dengan Selasa (14/9), saham PT Karya Bersama Anugerah Tbk (
KBAG) naik 15,79% menjadj Rp 66 per saham, PT Royalindo Investa Wijaya Tbk (
INDO) meningkat 32,45% ke Rp 200, dan PT DMS Propertindo Tbk (
KOTA) terkerek 30,99% menjadi Rp 224 per saham. Selain tiga saham di atas, PT Sentul City Tbk (
BKSL) yang tengah diterpa masalah sengketa tanah dengan Rocky Gerung juga naik 12,31% menjadi Rp 73 per saham dalam sepekan.
PT Repower Asia Indonesia Tbk (
REAL) yang belum lama ini meneken kerjasama pembangunan pesantren dengan Yayasan Darul Qur'an Indonesia binaan Ustadz Yusuf Mansur juga mencatatkan kenaikan saham 7,62% dalam dua hari terakhir menjadi Rp 111 per saham.
Baca Juga: Bisnis logistik moncer, ini rekomendasi saham ASSA, WEHA, BPTR, SMDR, TMAS Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, faktor pendorong kenaikan saham-saham tersebut berasal dari keputusan pemerintah untuk memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sampai Desember 2021. "Para market maker ataupun pelaku pasar lain menjadikan berita positif itu untuk membeli saham-saham tersebut. Ditambah lagi harga sahamnya sudah turun dalam," tutur Sukarno saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (14/9). Bernada serupa, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, kenaikan yang cukup signifikan pada saham-saham ini didorong oleh harga saham properti yang sudah banyak terdiskon. Mengingat, penguatan pada saham-saham sektor properti sangat tertinggal sejak tahun lalu. Harga yang sudah tergolong murah ini membuat para pelaku pasar, khususnya yang menggeluti trading kembali melirik saham-saham properti berkapitalisasi pasar kecil tersebut. "Dari sektor manapun, saham-saham small caps memang yang sering bergerak duluan," kata William. Kedua analis ini sepakat, harga saham-saham ini masih berpotensi melanjutkan kenaikan, terutama dalam jangka pendek. Meskipun begitu, menurut Sukarno, saham-saham yang harganya sudah meningkat signfikan dalam sehari rentan kembali turun dalam. William juga mengimbau pelaku pasar untuk berhati-hati jika ingin berinvestasi pada saham-saham ini. Pasalnya, saham-saham tersebut biasanya tergolong likuid saat trennya berjalan saja. "Nanti kalau trennya sudah selesai, biasanya sepi lagi. Likuiditas menurun dan sebagian rawan ARB karena efek profit taking," ucap William. Menurut dia, di antara saham-saham yang ada, KOTA menjadi saham yang menarik untuk dilirik karena menunjukkan tren dan volume yang lebih aman. William menyarankan investor buy KOTA dengan target harga Rp 240-Rp 260 per saham.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) mencatat marketing sales Rp 3,2 triliun hingga Agustus 2021 Tak jauh berbeda, Sukarno menyarankan investor untuk mencermati BKSL dan KOTA karena pergerakan teknikalnya menarik serta potensial melanjutkan kenaikan. Sukarno merekomendasikan trading buy BKSL dengan target harga Rp 81 lalu Rp 86 per saham. Sementara itu, level support BKSL diperkirakan berada di Rp 68 dan jika tembus berpotensi menuju Rp 65 per saham. Untuk KOTA, ia juga memasang rekomendasi trading buy dengan target harga Rp 262 jika berhasil menembus level Rp 224 per saham. Support untuk KOTA diperkirakan berada di Rp 206 per saham. Jika KOTA berhasil menembus resistance Rp 262, maka level tersebut menjadi patokan support selanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat