KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham dari perusahaan Grup Bakrie seperti PT Energi Mega Persada Tbk (
ENRG) , PT Bumi Resources Tbk (
BUMI) dan PT Bumi Mineral Resources Tbk (
BRMS) naik pesat pada tahun 2022 ini. Harga saham ENRG, BUMI dan BRMS seperti bangkit dari kubur lalu terbang tinggi. Lalu, dengan kenaikan harga tersebut, apakah saham ENRG, BUMI dan BRMS layak untuk dibeli? Atau bagi investor yang sudah punya saham tersebut harus jual untuk
take profit? Disebut bangkit dari kubur, pasalnya, saham emiten Grup Bakrie itu selama ini terbenam di zona dasar, level 50-an. Namun sejak awal tahun hingga Agustus 2022 ini, saham ENRG, BUMI dan BRMS bergerak naik.
Harga saham
ENRG sudah melesat 176,47% secara
year to date (ytd) ke level Rp 282 pada perdagangan Kamis 18 Agustus 2022. Bahkan ENRG masuk ke empat indeks sekaligus ada IDX80, Kompas100, IDX Value 30 dan IDX Growth 30. Mengekor ENRG, harga saham
BUMI meroket 113,43% secara ytd ke posisi Rp 143. Kemudian harga saham
BRMS menanjak 96,55% menuju Rp 228.
Baca Juga: Saham Emiten Grup Bakrie Melesat Hingga Triple Digit, Ini Rekomendasi Analis Kalau diperhatikan ketiga emiten tersebut bergelut di bidang komoditas. Seperti yang diketahui, tahun ini emiten komoditas sedang mendapatkan angin segar dan salah satunya dirasakan juga oleh ketiga emiten itu. Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menerangkan pergerakan ketiga saham saham ENRG, BUMI dan BRMS itu merupakan reaksi dari
commodity boom yang secara tidak langsung dapat meningkatkan penjualan perseroan. "Jadi investor mengharapkan ada kenaikan penjualan dan ujungnya diharapkan dapat mencetak profit itu yang terefleksi dari pergerakan harga sahamnya," ucap Wawan saat dihubungi Kontan, Kamis (18/8). BUMI misalnya, lanjut Wawan, sebagai salah satu saham dengan kepemilikan publik terbesar perlu adanya dana yang jumbo untuk mengerek pergerakan sahamnya. Menurutnya, kenaikan harga BUMI ini dari investor yang optimistis pada BUMI. Senada, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menilai kenaikan harga BUMI, ENRG, dan BRMS lebih dipengaruhi dari katalis harga
commodity boom. Terutama harga batubara yang mengalami kenaikan sehingga mendorong kinerja perseroan. "
Commodity boom prices akan berlaku selama global
supply chain disruption masih terjadi. Maka dari itu, penurunan harga komoditas akan mempengaruhi kinerja ASP (
average selling price) perusahaan," imbuhnya.
Nafan sendiri menyebut rekomendasi untuk ketiga saham saham ENRG, BUMI dan BRMS tersebut
not rated, mengingat pergerakan harga sahamnya sangat fluktuatif. Sementara, Wawan menilai dengan kenaikan harga batubara BUMI mungkin bisa diuntungkan. Menurutnya perlu dicermati secara struktur keuangan BUMI masih punya utang yang menumpuk. Kalau mau melirik emiten batubara lain, Wawan menyebut saham ADRO, ITMG dan PTBA masih bisa dilirik karena jauh lebih menguntungkan. Itulah rekomendasi saham ENRG, BUMI dan BRMS yang kini meningkat pesat. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto