Harga Saham GPRA Melompat 15% Sehari, PER dan PBV Masih Menarik?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rabu (23/11) saham GPRA (Perdana Gapuraprima Tbk) hari ini ditutup menghijau.

Saat bursa menutup hari perdagangan, saham GPRA persis di harga penutupan Rp 107 per saham.

Dibandingkan dengan penutupan Selasa (22/11), harga saham GPRA hari ini naik 15,05% dari Rp 93.


Saham GPRA dibuka di atas harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 100 per saham.

Mencatatkan harga tertinggi Rp 118 dan harga terendah Rp 100, saham GPRA hari ini ditutup naik Rp 14 per saham dalam sehari.

Pada saat penutupan, harga bid Rp 107 per saham. Di lain sisi, harga offer terendah di Rp 108 per saham.

Baca Juga: Beda Arah, Harga Saham BUMI dan GOTO di Perdagangan Bursa Rabu (23/11)

Kalau dihitung sejak 7 hari yang lalu (16 November 2022), harga saham GPRA hari ini sudah naik 12,63 % dibanding harga saat itu (Rp 95 per saham).

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham GPRA mencapai Rp 24,20 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 2.163.730 lot.

Menurut catatan RTI, dengan harga saham hari ini Rp 107 per saham, earning per share (EPS) alias laba bersih Rp 15 per saham.

Itu pula berarti price to earning ratio (PER) saham GPRA 6,20 kali. Adapun price to book value (PBV) saham GPRA 0,37 kali.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham yang Manarik Dilirik Hari Ini (23/11)

Indeks Sektor Properti dan Real Estate juga Menghijau 

Kenaikan harga saham GPRA hari ini ternyata seirama dengan indeks sektor properti dan real estate.

Pada akhir sesi perdagangan, Rabu (23/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik lumayan tinggi. 

Ketika Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup hari perdagangan, IHSG berada di angka indeks 7.054,12.

Itu berarti dalam tempo 6 jam perdagangan, indeks utama di bursa saham Indonesia ini naik sebesar 0,33%.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,33% ke 7.054 Hingga Tutup Pasar Rabu (23/11)

Kenaikan IHSG itu sejalan dengan kenaikan indeks sektoral. Dari 11 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia, enam di antaranya positif.

Mereka adalah sektor IDX Sektor Energi (1,20%), IDX Sektor Keuangan (0,99%), IDX Sektor Transportasi & Logistik (0,95%), IDX Sektor Properti & Real Estat (0,60%), IDX Sektor Barang Konsumen Primer (0,52%) dan IDX Sektor Barang Baku (0,16%).

Adapun lima indeks sektoral yang negatif alias turun adalah IDX Sektor Infrastruktur (-0,05%), IDX Sektor Kesehatan (-0,04%), IDX Sektor Barang Konsumen Non-primer (-0,03%), IDX Sektor Perindustrian (-0,13%) dan IDX Sektor Teknologi (-0,68%).

Tampak bahwa penurunan terdalam perdagangan ini menimpa IDX Sektor Infrastruktur. Adapun kenaikan paling tinggi dialami indeks sektor IDX Sektor Energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana