Harga saham HM Sampoerna (HMSP) cenderung turun dalam tiga bulan, ini sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat tren penurunan sejak April lalu. Sejumlah analis menilai hal ini disebabkan karena penyesuaian saham free float dan valuasinya yang masih premium.

Asal tahu saja, melansir data RTI pada 1 April 2019 saham HMSP berada di level Rp 3.760 dan pada penutupan perdagangan Senin (1/7) sahamnya terkoreksi hingga 2,23% ke level Rp 3.070.

Tambahan informasi, pada 1 Agustus 2019 Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan pembobotan 100% saham free float di konstituen LQ45.


Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menjelaskan jatuhnya saham HMSP sejak tiga bulan yang lalu akibat penyesuaian saham free float. "Fund manager yang benchmark-nya LQ45 pasti akan menyesuaikan bobotnya," kata Suria kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).

Suria bilang, HMSP kalau bobotnya turun dari  5,3% akan menjadi 1,5% di Agustus 2019 mendatang. Menurut Suria, penyesuaian saham free float ini berdampak besar pada valuasi HMSP.

Suria menjelaskan strategi yang digunakan fund manager adalah menyesuaikan bobot saham-saham di portofolio dana kelolaan dengan bobot saham di LQ45. Caranya dengan menjual saham dengan bobot yang rendah dan membeli saham dengan bobot yang tinggi.

Menurut Suria kalau tidak melakukan strategi itu, sahamnya bisa kalah dari pergerakan LQ45. Namun, kalaupun pembobotan HMSP turun, tidak akan membuatnya terdepak dari indeks. Hanya saja bobotnya yang turun jauh.

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menambahkan, selain karena penyesuaian saham free float, valuasi HMSP memang sewajarnya turun.

"Saham HMSP meskipun sudah turun banyak, tapi valuasinya masih tanggung dan masih mahal sehingga kalaupun turun, penurunannya masih wajar," kata Teguh.

Melansir data RTI pada Senin (1/7), saham HMSP masih di Rp 3.070 dengan price to earning ratio (PER) 27,7 kali. Sedangkan dari sisi return on equity (ROE) HMSP di 33,99% sehingga menurut Teguh tidak wajar jika valuasinya terlalu premium.

Teguh bilang kinerja HSMP setara dengan saham consumer goods seperti KLBF, SIDOROTI, dan MYOR yang rata-rata PER nya di 20-25 kali. Sedangkan PER HMSP sampai di atas 30 kali jadi memang harus turun agar mau sama dengan consumer goods yang lain.

Menurut Teguh value investing HMSP masih wajar karena seharusnya sahamnya berada di Rp 2.800 agar PER di kisaran 25 kali. Bahkan menurut Teguh kalau dilihat valuasinya, harga saat ini masih berpotensi turun lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati