Harga saham Itama Ranoraya (IRRA) melonjak 22% hari ini ke rekor tertinggi sejak IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksin Covid-19 Sinovac yang berasal dari China telah tiba di Indonesia pada Minggu (6/12) malam. Kedatangan vaksin ini menjadi angin segar bagi saham di sektor kesehatan seperti farmasi dan alat kesehatan.

Mengutip data dari RTI Business, harga saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melonjak 22,94% menjadi Rp 1.420 per saham pada perdagangan sesi I, Senin (7/12). Ini adalah harga tertinggi saham IRRA sejak IPO pada Oktober 2019 lalu.

Harga saham IRRA ini melonjak sejak perdagangan Jumat (4/12). Pada perdagangan terakhir pekan lalu, harga saham Itama Ranoraya melesat hingga auto rejection atas (ARA) sebesar 24,86%.


Mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, manajemen IRRA memproyeksikan akan mengantongi pendapatan seiring dengan vaksinasi Covid-19. Emiten yang melantai di bursa pada tahun 2019 itu mendapat pesanan untuk pengadaan jarum suntik auto disable syringe (ADS) dari pemerintah.

Baca Juga: Bisnis Indofarma dan Itama Ranoraya akan terkatrol jarum suntik untuk vaksin corona

Pada 27 November 2020, IRRA telah melakukan penandatanganan kontrak sales and purchase agreement (SPA) sebanyak 111 juta unit jarum suntik ADS berukuran 0,5 ml dengan Kementerian Kesehatan. Oleh karenanya, pihak IRRA menyadari perlu ada percepatan produksi untuk mengantisipasi kebutuhan.

Adapun pada semester pertama 2021 produksi Oneject, sister company IRRA, bisa mencapai 600 juta jarum suntik per tahun dan produksi dapat mencapai 1,2 miliar per tahun pada akhir semester kedua. Target ini lebih cepat dari rencana sebelumnya yaitu mencapai kapasitas 1,2 miliar per tahun pada tahun 2024. 

Selain IRRA, emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) juga meningkat drastis pada perdagangan sesi I hari ini. Kedua emiten itu mencatatkan kenaikan harga hingga dua digit. 

Baca Juga: PT Itama Ranoraya Tbk Mengempit Pesanan Jarum Suntik Vaksin Corona

Mengutip data RTI Business, pada penutupan sesi I perdagangan bursa, harga saham saham INAF menguat hingga 14,75% menjadi Rp 3.890. Sementara itu, harga saham KAEF meningkat 12,68% menjadi Rp 4.000. 

Peningkatan harga juga dialami oleh saham-saham farmasi lainnya. Selain INAF dan KAEF, tiga saham farmasi lain yang terkerek paling tinggi adalah PT Phapros Tbk (PEHA) naik 6,57% menjadi Rp 1.785. Kemudian disusul oleh PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang meningkat 5,98% menjadi Rp 975. Ada juga PT Millennium Pharmacon Internationl Tbk (SDPC) yang meningkat 2,91% menjadi Rp 106.

Baca Juga: Aksi window dressing sudah mulai, timbang rekomendasi saham pilihan analis ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati