JAKARTA. Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) berencana memecah nilai nominal sahamnya alias stock split. Perseroan merasa harga saham DSNG sudah terlalu tinggi yakni di atas Rp 4.500 per saham saat rencana stock split ini digulirkan. Harga saham DSNG juga terlihat lebih mahal jika dibandingkan dengan harga saham perkebunan lainnya. Djojo Boentoro, Direktur Utama DSNG mengatakan, agar harga saham lebih terjangkau investor publik, maka DSNG akan stock split dengan rasio 1:5. Namun, sejalan harga komoditas yang merosot, saham DSNG terus bergerak turun terutama sejak bulan April lalu. Bahkan, sepanjang tahun ini, harga saham DSNG tercatat sudah turun 44,7% dan kini diperdagangkan di level Rp 2.155 per saham. Sehingga usai stock split, saham DSNG bisa diperdagangkan di kisaran Rp 431 per saham.
Meski harga sahamnya merosot, Djojo memastikan rencana stock split ini akan tetap dilakukan. "Penurunan saham karena perkembangan ekonomi gobal yang melemah dan tidak hanya terjadi pada saham perseroan, tetapi juga saham perkebunan lainnya," ujarnya, Kamis (27/8). Apalagi, selama ini volume dan likuiditas perdagangan saham DSNG tidak besar. Ia berharap, usai stock split, saham DSNG yang beredar di pasar bisa bisa lebih banyak. "Sehingga dapat meningkatkan jumlah investor ritel dan perdagangan saham lebih likuid," imbuhnya.