Harga saham naik 4.552% sejak IPO, Gaya Abadi Sempurna (SLIS) kena suspend lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menyetop perdagangan saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS). BEI menghentikan perdagangan saham SLIS hari ini karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

"Dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham Gaya Abadi Sempurna (SLIS) pada perdagangan tanggal 14 November 2019," ungkap BEI dalam pengumuman bursa, Rabu (13/11).

Baca Juga: Harga meroket 2.952,17% sejak IPO, begini valuasi saham Gaya Abadi Sempurna (SLIS)


Penghentian sementara perdagangan saham SLIS ini dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuan cooling down adalah untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi di saham SLIS.

Pada perdagangan Rabu (13/11) kemarin, harga saham SLIS naik Rp 1.000 atau 22,99% ke Rp 5.350 per saham. Ini adalah harga tertinggi saham SLIS sejak IPO pada 7 Oktober 2019 lalu.

Baca Juga: Lepas suspensi, harga saham Gaya Abadi Sempurna (SLIS) melonjak 25%

Sejak IPO hingga kemarin, harga saham produsen sepeda dan motor listrik ini terus naik. Tapi, sejak IPO, saham SLIS hanya diperdagangkan dalam 17 hari hingga kemarin.  Pasalnya, pemilik merek Selis ini pernah kena cooling down pada 18 Oktober 2019 dan suspend antara 22 Oktober-4 November lalu.

Sekadar informasi hanya dalam sebulan lebih mencatatkan saham di BEI, harga saham SLIS sudah naik lebih dari 46 kali lipat atau 4.552% dari harga IPO yang hanya Rp 115 per saham.

Baca Juga: Dana Brata Luhur (TEBE) hanya menawarkan 35 juta saham IPO, intip profilnya berikut

Berdasarkan laporan keuangan SLIS kuartal ketiga yang dirilis 1 November lalu, emiten kendaraan listrik ini mengantongi pendapatan Rp 324,91 miliar pada Januari-September 2019, naik 54,23% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Laba bersih SLIS melejit 77,34% menjadi Rp 21,21 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati