KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Timah (TINS) sukses melompat pada Selasa (5/3) dan ditutup di zona hijau pada level Rp 1.430 atau naik sebanyak 5,54%. Padahal sepanjang sesi I perdagangan kemarin, saham tersebut berada di zona merah. Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, penguatan yang terjadi pada saham TINS dinilai sebagai techincal rebound saja. Sementara itu, diketahui bahwa Direktur Utama TINS Mochtar Riza Pahlevi mengungkapkan bahwa lisensi ekspor Timah akan lebih ketat dari sebelumnya. Di mana, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hanya menyetujui tiga rencana kerja emiten tersebut. Beruntungnya, anggaran perusahaan tidak berkurang dari 45 hari sebelum kegiatan penambangan dimulai. Sehingga, Riza meyakini bahwa itu bisa menguntungkan bagi TINS dan membuat emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut bisa memaksimalkan potensi ekspornya di 2019. Apalagi, TINS memiliki 90% dari konsesi timah yang berada di Pulau Bangka. William menilai kondisi saat ini bisa dimanfaatkan investor untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Terlebih, secara teknikal saham TINS masih memiliki tren untuk menguat di jangka panjang, dengan target harga terdekat Rp 1.500 per saham. Sedangkan Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, prospek saham TINS ke depan cukup baik. Emiten ini cukup positif terhadap kinerja perusahaan tahun ini. Sebagaimana diketahui, TINS menargetkan produksi 2019 bisa naik 100%, dengan kinerja ekspor yang lebih positif dibandingkan tahun lalu. "Terlebih, saat terjadi penurunan dalam pada saham TINS, asing memanfaatkan untuk taking profit. Tapi sekarang saham TINS sudah bisa dikoleksi kembali," ujar Sukarno kepada Kontan.co.id. Sama halnya dengan William, Sukarno juga merekomendasikan investor untuk memanfaatkan momentum kenaikan ini dengan masuk ke saham TINS baik di jangka menengah, maupun jangka panjang. Adapun target harga dari Oso Sekuritas yakni Rp 1.980-Rp 2.180. Sementara itu, dalam riset yang dikeluarkan Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan menilai, meskipun hanya tiga Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) TINS yang disetujui tahun ini, mampu membuat emiten itu mendominasi ekspor timah. Mengingat, setiap perusahaan pertambangan harus mendapat persetujuan RKAB sebelum bisa mengelola tambang timah, dan ini akan menekan jumlah penambang ilegal. "Dengan begitu, penurunan harga saham TINS bisa menjadi titik masuk bagi investor untuk maintain buy dengan target harga Rp 2.200," kata Ariyanto dalam risetnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga saham naik 5%, ini rekomendasi untuk saham Timah (TINS)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Timah (TINS) sukses melompat pada Selasa (5/3) dan ditutup di zona hijau pada level Rp 1.430 atau naik sebanyak 5,54%. Padahal sepanjang sesi I perdagangan kemarin, saham tersebut berada di zona merah. Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, penguatan yang terjadi pada saham TINS dinilai sebagai techincal rebound saja. Sementara itu, diketahui bahwa Direktur Utama TINS Mochtar Riza Pahlevi mengungkapkan bahwa lisensi ekspor Timah akan lebih ketat dari sebelumnya. Di mana, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hanya menyetujui tiga rencana kerja emiten tersebut. Beruntungnya, anggaran perusahaan tidak berkurang dari 45 hari sebelum kegiatan penambangan dimulai. Sehingga, Riza meyakini bahwa itu bisa menguntungkan bagi TINS dan membuat emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut bisa memaksimalkan potensi ekspornya di 2019. Apalagi, TINS memiliki 90% dari konsesi timah yang berada di Pulau Bangka. William menilai kondisi saat ini bisa dimanfaatkan investor untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Terlebih, secara teknikal saham TINS masih memiliki tren untuk menguat di jangka panjang, dengan target harga terdekat Rp 1.500 per saham. Sedangkan Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, prospek saham TINS ke depan cukup baik. Emiten ini cukup positif terhadap kinerja perusahaan tahun ini. Sebagaimana diketahui, TINS menargetkan produksi 2019 bisa naik 100%, dengan kinerja ekspor yang lebih positif dibandingkan tahun lalu. "Terlebih, saat terjadi penurunan dalam pada saham TINS, asing memanfaatkan untuk taking profit. Tapi sekarang saham TINS sudah bisa dikoleksi kembali," ujar Sukarno kepada Kontan.co.id. Sama halnya dengan William, Sukarno juga merekomendasikan investor untuk memanfaatkan momentum kenaikan ini dengan masuk ke saham TINS baik di jangka menengah, maupun jangka panjang. Adapun target harga dari Oso Sekuritas yakni Rp 1.980-Rp 2.180. Sementara itu, dalam riset yang dikeluarkan Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan menilai, meskipun hanya tiga Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) TINS yang disetujui tahun ini, mampu membuat emiten itu mendominasi ekspor timah. Mengingat, setiap perusahaan pertambangan harus mendapat persetujuan RKAB sebelum bisa mengelola tambang timah, dan ini akan menekan jumlah penambang ilegal. "Dengan begitu, penurunan harga saham TINS bisa menjadi titik masuk bagi investor untuk maintain buy dengan target harga Rp 2.200," kata Ariyanto dalam risetnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News