Harga saham perdana Spindo di Rp 292



JAKARTA. Penawaran awal (bookbuilding) saham perdana PT Steel Pipe Industry Indonesia (Spindo) sudah berakhir pada 4 Februari 2013. Perusahaan yang bergerak di industri baja ini menetapkan harga saham perdana di Rp 292 per saham.

Selama masa penjajakan minat investor, Spindo menawarkan saham di harga Rp 260 - Rp 390 per saham. Harga saham perdana Spindo berada di kisaran tengah.

Jimmy Randiatmoko, Vice President Investment Banking AAA Sekuritas mengatakan, harga perdana Steel Pipe tersebut mencerminkan price earning rasio (PER) 9 - 10 kali. Angka tersebut masih lebih rendah dari PER industri yaitu 15,46 kali.


Pada penawaran saham perdana tersebut, Spindo melepas 2,9 miliar saham ke publik. Ini setara dengan 40,36% dari total saham Spindo.

Hitung punya hitung, Spindo bisa meraup dana sebanyak Rp 846,8 miliar. Dana tersebut nantinya, sebanyak 42,94% akan digunakan membangun pabrik baru di Gresik, Jawa Timur dan memperluas pabrik di Karawang, Jawa Barat. Sebanyak 12,06% untuk melunasi kredit modal kerja di Indonesia Eximbank. Itu adalah utang jangka pendek sebesar Rp 170 miliar yang jatuh tempo 9 Desember 2013.

Dana hasil initial public offering (IPO) juga digunakan untuk belanja bahan baku baja canai dining atau cold rolled coil, baja canai panas atau hot rolled coil, carbon steel, GI coil dan bahan lain.

Meski sudah menentukan harga jual, Jimmy masih belum bisa mengungkapkan jumlah permintaan saham Spindo. "Kami baru menyelesaikan proses bookbuilding. Setelah selesai masa penawaran kami baru bisa menyampaikan jumlah permintaan yang masuk," ujar dia, Kamis (7/2).

Masa penawaran Steel Pipe akan berlangsung pada 14 - 18 Februari, penjatahan 20 Februari dan pencatatan pada 22 Februari. Calon emiten ini berharap, laba bersih di tahun ini bisa mencapai Rp 300 miliar. Angka ini tumbuh 141,93%. Sementara, target penjualan di tahun ini bisa mencapai Rp 4 triliun. Sementara perkiraan penjualan di tahun lalu mencapai Rp 3,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana