KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Primadaya Plastisindo Tbk (
PDPP) resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada Rabu (9/11). Harga saham PDPP langsung melompat 35% pada awal perdagangannya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten yang bergerak di bidang produksi kemasan plastik dan tisu steril ini mencatatkan kelebihan permintaan atau
over subscribed 121,78 kali sejak penawaran pertama. Mematok harga penawaran Rp 200 per saham saat IPO, harga saham PDPP saat ini berada di posisi Rp 270 hingga pukul 09:28 WIB. Dalam IPO ini, Primadaya Plastisindo melepas maksimal 20% sahamnya ke publik atau sebanyak 500.000.000 saham. PDPP pun meraup dana segar sebesar Rp 100 miliar.
Baca Juga: Dapat Investor Strategis, PDPP Optimistis IPO Bakal Laris Direktur Utama Primadaya Plastisindo, Kennie Angesty menyampaikan bahwa IPO ini menjadi momentum penting bagi PDPP yang telah bertransformasi dari bisnis keluarga menjadi perusahaan publik. "Kini, Perseroan memiliki jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga dapat mengoptimalkan peluang pasar yang bertumbuh cepat khususnya untuk melengkapi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat akan produk kemasan yang berkualitas baik dan ramah lingkungan," kata Kennie lewat keterangan resmi, Rabu (9/11). Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 67% dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi pembelian mesin - mesin dan meningkatkan kapasitas produksi, serta untuk menambah varian produk yang akan dipasarkan PDPP.
Selanjutnya, sekitar 33% akan digunakan untuk modal kerja antara lain pembelian
raw material HDPE, PET, Polypropylene, dan operasional perusahaan. “Sejumlah agenda akan kami gencarkan seperti membuka cabang di setiap pulau di Indonesia. Kami ingin membantu memenuhi kebutuhan kemasan pasar seefektif mungkin, termasuk para UMKM” ujar Kennie. Adapun dalam penawaran awal, PDPP berhasil menggandeng komitmen dari investor strategis yakni Pendiri Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma. Dalam IPO ini, PT Semesta Indovest Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .