Harga saham sempat meroket, berikut penjelasan Maha Properti Indonesia (MPRO)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 1 November 2019 lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan sementara perdagangan saham PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO). Penyebabnya, harga saham MPRO naik tajam.

Dalam sepekan, sejak 21 Oktober 2019 hingga 31 Oktober 2019, harga saham MPRO meroket hingga 196%. Pada 21 Oktober 2019, harga saham MPRO masih di level Rp 825 per saham, lalu menjadi Rp 2.280 per saham di akhir Oktober 2019.  

Direktur Maha Properti Indonesia Suwandy mengaku tidak mengetahui adanya informasi yang dapat memengaruhi harga saham MPRO. Dia menambahkan saat ini MPRO masih belum memiliki rencana aksi korporasi.


Baca Juga: BEI membuka kembali perdagangan saham Maha Properti (MPRO) setelah cooling down

"Tetapi mungkin saja terkait dengan beberapa data bursa yang kita lihat. Selama sembilan bulan IHSG turun 0,14% tetapi indeks saham sektor properti naik 11,11%," jelas Suwandy saat public expose di kantornya di Mayapada Tower 2, Rabu (6/11).

Suwandy menjelaskan kenaikan sektor properti juga tidak lepas dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) dan pemerintah. Kebijakan tersebut antara lain penurunan suku bunga acuan menjadi 5%, pelonggaran loan to value (LTV) dan penghapusan pajak penjualan hunian mewah di bawah Rp 30 miliar.

"Kita tahu pemerintah ingin mendorong bisnis properti yang beberapa tahun ini melempem, karena properti memiliki dampak sistemik terhadap sektor lain,"' jelas Suwandy.

BEI sendiri telah membuka suspensi atas saham MPRO pada 4 November 2019.

Baca Juga: Melonjak 176%, perdagangan saham Maha Properti (MPRO) disetop

Asal tahu saja, Maha Properti Indonesia dipegang oleh delapan pemegang saham mayoritas. Jajaran pemegang saham MPRO antara lain Jonathan Thahir 33,99%, Dato Sri Tahir 16,99%, Jane Dewi Tahir 8,49%, Dewi Victoria Riady 8,49%, Grace Dewi Riady 8,49%, Wing Harvest limited 13,86%, Michael Putra Wijaya 4,25% dan Raymond 4,25%.

Suwandy juga mengatakan, saat harga saham MPRO sempat naik signifikan, tidak ada perubahan pemilik saham mayoritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat