Harga saham sulit naik, pelajaran berharga dari IPO emiten jumbo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga Kamis (25/11) tercatat ada 43 saham emiten pendatang baru. Mencermati pergerakan harga sahamnya, beberapa emiten pendatang baru tersebut mengalami penurunan.

Tak terkecuali harga saham emiten yang melakukan IPO dengan ukuran jumbo. Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), misalnya, turun 31,49% dan harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) turun ke harga Rp. 775 per saham.

KONTAN mencatat, hingga 24 November 2021, setidaknya ada 15 emiten yang harga sahamnya masih di bawah harga IPO. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menjelaskan, turunnya harga saham emiten baru itu karena faktor yang berbeda.


Baca Juga: Gula darah bisa turun cepat dengan makanan ini, catat ya!

“Alasan penurunan harga saham banyak. Bisa jadi prospeknya kurang bagus, valuasinya mahal, kinerjanya kurang bagus, emisinya besar sehingga sulit naik seperti BUKA dan MTEL,” jelasnya kepada Kontan , Kamis (25/11).

Sebagai contoh, Sukarno menilai saham MTEL bagus, tapi valuasinya terlalu tinggi, dan rasio return on equity (ROE) dan net profit margin (NPM) di bawah rata-rata industri.

Namun, dia menilai, dalam jangka panjang saham MTEL memiliki prospek yang menarik dan masih berpeluang untuk berbalik arah. Hanya saja untuk jangka pendek hingga menengah masih akan tertekan terlebih dahulu.

Dari beberapa saham IPO yang harganya turun, Sukarno mengatakan profitabilitas PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) cukup baik. Dalam enam bulan terakhir, saham WMUU turun 11,40% menjadi Rp 171 per saham.

Baca Juga: Taati putusan Mahkamah Konstitusi, DPR akan perbaiki UU Cipta Kerja

Secara keseluruhan, ia berpesan kepada investor yang gemar berburu saham IPO untuk memperhatikan kondisi fundamentalnya dan memperhatikan harga yang wajar, dibandingkan dengan saham sejenis di industrinya masing-masing.

“Kemudian menjadi sedikit catatan dari yang sudah ada, bahwa emisi jumbo cukup sulit naik signifikan. Kalau yang mengejar saham-saham kecil lebih spekulatif, biasanya ada peluang untuk menguat,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana