Harga saham tembus rekor, BBRI siap stock split



JAKARTA. Rencana PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melakukan pemecahan saham (stock split) tampaknya akan segera terwujud. Kemarin, perdagangan saham bank pelat merah ini ditutup di harga Rp 10.700 per saham. Ini adalah rekor harga tertinggi BBRI. Harga ini naik 5,94% dibanding harga hari sebelumnya, sebesar Rp 10.100 per saham.

Sebelumnya, bank yang menyasar sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini bermunajat, jika harga sahamnya menembus Rp 10.000 per saham, maka mereka akan menggelar stock split.

Direktur Utama BBRI Sofyan Basir menyebutkan, aksi korporasi itu akan segera dilakukan paling lambat November-Desember 2010. "Kami menunggu hasil kesepakatan RUPS (rapat umum pemegang saham) dulu, November nanti, apakah perbandingannya 1:2 atau 1:4," ujar dia kepada KONTAN, Kamis (16/9).


Saat ini, saham BBRI yang dikuasai publik hampir mencapai 5,33 miliar saham, atau setara 43,22%. Seluruhnya dengan porsi kepemilikan di bawah 5%.

Bila opsi pemecahan saham yang dipilih adalah1:2, maka jumlah saham yang diperdagangkan akan menjadi 10,65 miliar, dengan harga sekitar Rp 5.000 per saham. Jika opsi 1:4 yang dipilih, maka jumlah saham milik publik akan menjadi 21,31 miliar dengan harga sekitar Rp 2.500 per saham.

Pada semester II-2010 ini, BBRI diperkirakan akan melakukan banyak aksi korporasi. Tak puas dengan pertumbuhan organik, BBRI ingin tumbuh lewat akuisisi. Sofyan bilang, setelah membeli PT Bank Agroniaga Tbk (AGRO), BBRI masih tertarik mengakuisisi 51% saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP).

Analis Kim Eng Securities Rahmi Marina menuturkan, secara fundamental BBRI sangat layak untuk dikoleksi. Sebab sampai saat ini, BBRI masih merajai pangsa pasar kredit mikro. Sayang, sejumlah rencana aksi korporasi masih menggantung. Sebab itu, Rahmi merekomendasikan menahan saham BBRI terlebih dulu. "Kami perkirakan harga saham ini bisa berada di level Rp 11.400 per saham," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie