KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga saham TINS dari PT Timah Tbk dalam tren negatif belakangan ini. Namun, analis rekomendasi investor membeli saham TINS pada perdagangan hari ini, Rabu 16 Maret 2022. Harga saham TINS pada perdagangan Selasa 15 Maret 2022 ditutup di level 1.565, turun 45 poin atau 2,80% dibandingkan sehari sebelumnya. Sepanjang tahun 2022 ini atau year to date, harga saham TINS naik 95 poin atau meningkat 6,46%.
Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo dalam riset 15 Maret 2022 memberi rekomendasi beli saham TINS dengan target harga Rp 2.700 per saham. Harga saham TINS berpotensi meningkat karena fundamental yang bagus. PT Timah Tbk melaporkan telah membukukan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun pada tahun 2021. Angka ini meningkat dari periode sebelumnya dimana Timah membukukan rugi bersih Rp 341 miliar. Menurut Thomas, realisasi laba bersih Timah melebihi 40,2% dari ekspektasi. "Hal ini didorong pengendalian biaya yang luar biasa hebat dan pengurangan beban bunga yang signifikan," terang dia. Sebab sejatinya, pendapatan TINS menurun 4% secara tahunan menjadi Rp 14,6 triliun. "Penurunan penjualan timah olahan sebesar 52,3% menjadi penyebabnya. Meski begitu realisasi pendapatan TINS memenuhi 119,4% dari perkiraan yang kamu buat," tutur Thomas.
Baca Juga: Pada Tahun Ini, Timah (TINS) Menargetkan Produksi 35.000 Ton Bijih Timah Sepanjang tahun lalu, TINS berhasil menurunkan beban pokok penjualan 20,7%. Akibatnya, laba kotor TINS masih bisa naik 206,7% menjadi Rp 3,4 triliun. Bahkan saat biaya operasi TINS naik 32,4% secara year on year (yoy), laba usaha masih bisa naik 10 kali lipat menjadi Rp 2,2 triliun. "Angka ini melebihi ekspektasi kami atau memenuhi 145,1% dari proyeksi tahun 2021," kata Thomas. Selain itu, penurunan beban bunga sebesar 43,6% ikut mengangkat kinerja TINS secara substansial. Secara kuartalan, laba bersih TINS pun mencatatkan kinerja cukup baik. Laba bersih TINS pada kuartal IV tahun 2022 naik dua kali lipat menjadi Rp 691 miliar dari sebelumnya Rp 342 miliar. "Margin kian melebar ditopang dari kenaikan harga jual rata-rata," sebut Thomas. Pendapatan TINS pada kuartal IV tahun 2021 tumbuh 28,1% menjadi Rp 4,9 triliun. "Terdapat kenaikan harga jual rata-rata timah sebesar 15,1%," jelas Thomas. Beban pokok penjualan TINS pada kuartal IV-2021 juga melambat 17,1% mengakibatkan kenaikan laba kotor 65,6% secara kuartalan menjadi Rp 1,4 triliun. Angka ini melampaui pertumbuhan biaya operasi sebesar 30,1% dan mampu mengangkat laba operasional 85% secara kuartalan menjadi Rp 1 triliun. Thomas mengatakan, berkurangnya pasokan sumber daya di Myanmar dan penurunan produksi timah olahan di Indonesia cukup membantu kenaikan harga timah. Dia juga memperkirakan, permintaan logam industri ini masih akan tumbuh berkat dari pemanfaatannya sebagai bahan baku kendaraan listrik dan infrastruktur kelistrikan. Timah juga digunakan untuk bahan komunikasi seluler 5G dan teknologi terkait. "Kami memperkirakan pertumbuhan permintaan akan melebihi jumlah supali yang ada di tahun 2022. Sehingga kami memperkirakan, harga jual rata-rata timah di tahun 2022 akan menjadi US$ 32.500 dan US$ 33.000 per ton pada tahun 2023," proyeksi Thomas. Pada Senin (14/3), harga timah untuk pengiriman tiga bulan berada di US$ 42.587, turun 3,43% dari hari sebelumnya. Menurut Thomas, harga proyeksi timah pada tahun 2022 dan tahun 2023 meningkat dari asumsi semula. "ASP timah pada tahun 2022 meningkat 16,1% menjadi US$ 33.475 per ton dan tahun 2023 naik 15,8% di US$ 33.990 per ton," hitung dia.
Namun dengan kenaikan harga bahan bakar maka biaya TINS juga akan meningkat. Dus biaya juga naik 11,2% menjadi US$ 22.816 per ton dan 12,5% jadi US$ 23.466 per ton. "Kami pun meningkatkan asumsi laba bersih di 2022 dan 2023 masing-masing 69% menjadi Rp 1,2 triliun 68,1% menjadi Rp 1,3 triliun," kata Thomas. Thomas memperkirakan, pendapatan dan laba bersih TINS masing-masing akan menjadi Rp 14,89 triliun dan Rp 1,25 triliun. Itulah rekomendasi saham TINS untuk perdagangan hari ini, Rabu 16 Maret 2022. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto