KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR, anggota indeks Kompas100) turun sejak awal tahun. Saham sektor konsumer ini masih terkoreksi 22,14% year to date menjadi Rp 2.040 per saham hingga Rabu (11/12). Sementara dalam satu pekan ini, harga saham MYOR melemah 1,92%. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, penurunan harga MYOR lantaran harga saham sudah naik terlalu tinggi dan secara valuasi terbilang mahal. “Prospek ke depannya masih ada peluang,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (11/12). Dari segi fundamental, masih terus menggenjot penjualan produk ke pasar ekspor. Adapun beberapa negara yang tengah diincar di kawasan ASEAN.
Baca Juga: Indeks barang konsumer lesu, begini tanggapan analis Sementara Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menilai penurunan saham MYOR lebih karena aspek psikologi pasar akibat persaingan dari industri konsumer yang makin ketat. Pasalnya dari sisi kinerja sampai kuartal III tahun ini, MYOR masih mengalami pertumbuhan. MYOR mencatatkan kenaikan pendapatan 3,51% menjadi Rp 17,96 triliun dari periode sama tahun lalu. Penjualan ke pasar lokal masih mendominasi sebesar Rp 9,91 triliun atau sekitar 55,19% dari total penjualan MYOR. Penjualan ke pasar domestik ini naik 4,04%. Sementara penjualan ekspor mencapai Rp 8,05 triliun atau naik 2,86%. Baca Juga: Begini rekomendasi analis untuk saham-saham milik 10 orang terkaya di Indonesia Nafan bilang, ke depannya kinerja MYOR masih bisa terus bertumbuh sejalan dengan meningkatnya penjualan ekspor. Selain menggenjot penjualan ekspor, MYOR juga bisa berupaya meningkatkan kinerja dengan melakukan inovasi terhadap produk-produknya. Ia menambahkan, MYOR harus mampu bersaing dengan pemain lainnya dengan memperkuat produk perusahaan dan memperluas pasar. Nafan memproyeksikan kinerja MYOR masih bisa bertumbuh. Ia merekomendasikan investor untuk trading buy saham MYOR dengan target harga Rp 2.100 per saham.