Harga saham turun, Cahayasakti masih optimistis menapaki bisnis properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) tak khawatir dengan pergerakan saham yang menurun. Malahan, emiten properti ini yakin dengan pengembangan bisnisnya.

Jumat (28/9), harga saham CSIS turun 10,33% ke level Rp 382 per saham. Harga saham Grup Olympic ini turun 80,9% dari level tertinggi tahun ini Rp 2.000 per saham yang tercapai Mei lalu. "Sentimen pasar yang memperlihatkan masalah kurs dollar jadi kondisi bursa memang kurang menarik saat ini," ujar Juanda Hasurungan Sidabutar, Direktur Utama CSIS kepada Kontan.co.id, Jumat (28/9).

Juanda mengatakan, kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) akan menahan pengembangan bisnis perusahaan-perusahaan global. "Kami tidak terlampau khawatir dan takut, karena semua emiten itu berdampak," kata Juanda


Meski harga saham turun, Juanda tetap optimistis dalam pengembangan bisnisnya. Perusahaan ini akan membangun proyek Olympic City seluas 25 hektare (ha) yang berlokasi di kawasan kota Bogor. Proyek ini sejatinya dibagi menjadi tiga tahap. Pada fase awal atau tahap pertama, CSIS akan membangun mal, hotel bintang lima, apartemen, dan rumahsakit.

Lalu pada 2019, Cahayasakti akan membangun secara bertahap SOHO, sekolah, perkantoran modern seperti kawasan CBD. CSIS akan bertindak sebagai kontraktor utama dalam pengembangan proyek tersebut.

Hanya saja, untuk saat ini, Cahayasakti tengah fokus dalam pengembangan landed house. Setelah launching proyek Pine Garden 1 yang saat ini hampir 100% terjual, proyek Pine Garden 2 yang launching pada tanggal 29 September pun sudah membuahkan hasil. "Rumah dengan tipe luas tanah 80 sampai 92 meter ternyata cepat laku. Buktinya Pine Garden 2 sudah laku booking 30% sampai 80%. Karena rumah yang harganya di bawah Rp 1 miliar cepat dilirik peminat," tandasnya.

Untuk membangun dan mengembangkan bisnis rumah hunian, Juanda mengaku menyiapkan anggaran belanja modal mendekati Rp 1 triliun.

Bertoni Rio, analis Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio mengatakan, pergerakan saham ini turun karena cenderung mengikuti pelemahan saham sektor properti. Bertoni tidak menyarankan saham ini karena saham yang beredar di masyarakat hanya 4,85% dan hanya untuk investor yang berani mengambil saham untuk jangka panjang. Target harga saham akhir tahun ini Rp 800 per saham.

Analis Trimegah Sekuritas, Rovandi pun mengungkapkan bahwa sahm CSIS tidak likuid dan peminatnya kurang dibanding saham properti lain. “Dengan begitu sulit untuk saham CSIS naik harga sahamnya,” kata Rovandi.

Rovandi menambahkan bahwa tahun ini, semua sektor memang mengalami pelemahan kecuali pertambangan dan industri dasar. Namun, Rovandi melihat properti adalah sektor yang paling besar terkoreksi, sekitar 15,4% hingga kini. “CSIS turun sahamnya secara year to date karena memang fundamentalnya tidak baik sehingga tercermin ke harga sahamnya. Bottom line masih minus sehingga return on equity (ROE) dan return on asset (ROA) juga minus,” tambah Rovandi.

Rovandi merekomendasi untuk investor wait and see. Pasalnya, hingga akhir tahun, saham emiten ini masih akan bergerak mendatar dengan rentang harga Rp 270 sampai Rp 600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati