Harga semen di Indonesia Timur masih tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sudah mengalami penurunan, harga semen di wilayah Indonesia timur masih dianggap tinggi. Penurunan harga semen didorong oleh adanya tol laut.

Sebelumnya, harga semen per sak di Indonesia timur mencapai Rp 2 juta. Tetapi setelah mengalami penurunan harga, kini harga semen Rp 500.000 saat ini. Namun, harga itu masih jauh dari harga rata-rata semen. 

"Rata-rata per sak itu Rp 43.000 hingga Rp 45.000, jadi di timur agak jauh karena distribusi," ujar Direktur Marketing dan Supply Chain PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), Adi Munandar saat Focus Group Discussion (FGD) Optimalisasi Tol Angkutan Semen, Rabu (26/9).

Tol laut pun dinilai meningkatkan penjualan semen di wilayah Indonesia timur. Pada tahun 2017, penjualan semen ke Indonesia timur hanya sebesar 1 juta ton.

Angka itu jauh dibandingkan dengan penjualan senen nasional yang sebesar 66,3 juta ton. Namun, tahun 2018 diprediksi penjualan semen di wilayah timur Indonesia akan naik sekitar 5%.

"Kalau pembangunan infrastruktur terjadi di sana terus meningkat, kita akan support, permintaan juga pasti akan meningkat dan kita siap," terang Adi.

Adi mengakui, distribusi menjadi tantangan terbesar dalam optimalisasi serapan semen dalam negeri. Oleh karena itu peningkatan tol laut akan membuat biaya logistik menjadi lebih murah.

Asal tahu saja, sebelumnya penggunaan tol laut dinilai belum efektif. Kurangnya koordinasi membuat okupansi tol laut belum maksimal.

"Sekarang data dari Semen Indonesia sama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni/Persero) digabung saja," jelas Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Budi menegaskan bahwa okupansi kapal Pelni harus tinggi. Pemetaan menjadi hal penting mengingat Pelni telah berpindah dari angkutan orang menjadi angkutan logistik.

Pemetaan penting untuk melihat titik sumber yang akan diangkut. Budi bilang dengan begitu serapan Pelni baik untuk kapal perintis mau pun tol laut dapat maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti