JAKARTA. Harga semen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di bulan Maret 2015 relatif stabil dibanding bulan sebelunya, yakni Rp 871.000 per ton. Angka tersebut naik tipis 2% dibanding periode sama tahun lalu. Sebelumnya harga semen turun sejak Januari 2015, mengikuti saran pemerintah kepada produsen semen Badan Usaha Milik Negara untuk menurunkan harga eceran sebesar Rp 3.000/ sak. Akibatnya di kuartal I-2015, harga jual rata-rata SMGR menjadi Rp 880.000/ ton atau 2% lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. Namun, harga tersebut masih lebih tinggi 3% jika dibanding periode sama tahun lalu. Sekretaris Perusahaan SMGR, Agung Wiharto mengatakan, perseroan berinisiatif menurunkan harga semen untuk mendukung program percepatan infrastruktur pemerintah. "Kalau sebelumnya tidak diturunkan, harga jual di bulan Maret bisa naik 3% - 4% year on year," ungkapnya kepada KONTAN, Kamis (9/8). Dengan permintaan yang masih rendah, Agung mengaku SMGR sulit menaikkan harga jual. Apalagi, persaingan antara produsen semen semakin besar. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, volume penjualan semen domestik SMGR mencapai 1,9 juta ton di bulan Februari atau turun 9% dibanding Januari dan turun 2% dibanding periode sama tahun lalu. Dengan demikian, sepanjang dua bulan pertama tahun ini, volume penjualan semen domestik SMGR mencapai 4 juta ton. Meski demikian, Ella Nusantoro, analis Credit Suisse memperkirakan harga rata-rata semen SMGR di tahun ini bisa mencapai Rp 962.000/ ton atau tumbuh 3% dibanding tahun lalu. "Kami melihat akan ada peningkatan mulai semester II," tulisnya dalam riset 8 April 2015. Dalam mata uang Dollar Amerika Serikat (AS), rata-rata harga semen SMGR di kuatal I-2015 menjadi US$ 67 / ton. Angka ini turun 7% dibanding kuartal sebelumnya dan turun 11% dibanding periode sama tahun lalu yang sekaligus menjadi harga terendah sejak kuartal I-2009. "Hal ini karena ada pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," lanjut Ella. Ella menilai kuartal pertama merupakan periode permitaan semen terlemah, mengingat adanya hujan yang terus -menerus di seluruh Indonesia. Hal ini tentu mengganggu distribusi semen dan memperlambat kegiatan konstruksi. Meski demikian, Ella percaya pemintaan semen akan meningkat di semester kedua tahun ini, mengikuti proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang mulai digalakkan. Ella berharap volume penjualan SMGR tahun ini akan tumbuh 5%, sejalan dengan tingkat utilisasi pabrik perseroan yang telah mencapai 98% dengan kapasitas produksi 31 juta ton tahun ini. SMGR terus menjadi top pick Ella di sektor semen, dengan didukung lokasi pabrik yang beragam. Ella merekomendasikan buy SMGR dengan target harga Rp 18.800 per saham. Kamis (9/4) harga saham SMGR naik 0,56% ke level Rp 13.550 per saham.
Harga semen SMGR pada bulan Maret masih stabil
JAKARTA. Harga semen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di bulan Maret 2015 relatif stabil dibanding bulan sebelunya, yakni Rp 871.000 per ton. Angka tersebut naik tipis 2% dibanding periode sama tahun lalu. Sebelumnya harga semen turun sejak Januari 2015, mengikuti saran pemerintah kepada produsen semen Badan Usaha Milik Negara untuk menurunkan harga eceran sebesar Rp 3.000/ sak. Akibatnya di kuartal I-2015, harga jual rata-rata SMGR menjadi Rp 880.000/ ton atau 2% lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. Namun, harga tersebut masih lebih tinggi 3% jika dibanding periode sama tahun lalu. Sekretaris Perusahaan SMGR, Agung Wiharto mengatakan, perseroan berinisiatif menurunkan harga semen untuk mendukung program percepatan infrastruktur pemerintah. "Kalau sebelumnya tidak diturunkan, harga jual di bulan Maret bisa naik 3% - 4% year on year," ungkapnya kepada KONTAN, Kamis (9/8). Dengan permintaan yang masih rendah, Agung mengaku SMGR sulit menaikkan harga jual. Apalagi, persaingan antara produsen semen semakin besar. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, volume penjualan semen domestik SMGR mencapai 1,9 juta ton di bulan Februari atau turun 9% dibanding Januari dan turun 2% dibanding periode sama tahun lalu. Dengan demikian, sepanjang dua bulan pertama tahun ini, volume penjualan semen domestik SMGR mencapai 4 juta ton. Meski demikian, Ella Nusantoro, analis Credit Suisse memperkirakan harga rata-rata semen SMGR di tahun ini bisa mencapai Rp 962.000/ ton atau tumbuh 3% dibanding tahun lalu. "Kami melihat akan ada peningkatan mulai semester II," tulisnya dalam riset 8 April 2015. Dalam mata uang Dollar Amerika Serikat (AS), rata-rata harga semen SMGR di kuatal I-2015 menjadi US$ 67 / ton. Angka ini turun 7% dibanding kuartal sebelumnya dan turun 11% dibanding periode sama tahun lalu yang sekaligus menjadi harga terendah sejak kuartal I-2009. "Hal ini karena ada pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," lanjut Ella. Ella menilai kuartal pertama merupakan periode permitaan semen terlemah, mengingat adanya hujan yang terus -menerus di seluruh Indonesia. Hal ini tentu mengganggu distribusi semen dan memperlambat kegiatan konstruksi. Meski demikian, Ella percaya pemintaan semen akan meningkat di semester kedua tahun ini, mengikuti proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang mulai digalakkan. Ella berharap volume penjualan SMGR tahun ini akan tumbuh 5%, sejalan dengan tingkat utilisasi pabrik perseroan yang telah mencapai 98% dengan kapasitas produksi 31 juta ton tahun ini. SMGR terus menjadi top pick Ella di sektor semen, dengan didukung lokasi pabrik yang beragam. Ella merekomendasikan buy SMGR dengan target harga Rp 18.800 per saham. Kamis (9/4) harga saham SMGR naik 0,56% ke level Rp 13.550 per saham.