JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akhirnya mengekor produsen semen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Setelah harga produk BUMN turun Rp 3.000 per sak, giliran INTP memangkas harga produknya sekitar 4% sejak awal pekan lalu. Untuk mengimbangi penurunan harga semen, kini INTP gencar efisiensi. Perseroan pun berharap adanya penyesuaian tarif pasca-penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), seperti turunnya tarif listrik dan biaya transportasi. "Kami akan mati-matian efisiensi," ungkap Sahat Siahaan, Sekretaris perusahaan INTP kepada KONTAN, Senin (26/1). INTP berharap pembangunan infrastruktur tahun ini mampu mendorong pertumbuhan permintaan semen. Perseroan menargetkan penjualan semen tahun ini tumbuh 5% - 6%, seiring dengan proyeksi pertumbuhan permintaan semen dalam negeri.
Harga semen turun, INTP mati-matian efisiensi
JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akhirnya mengekor produsen semen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Setelah harga produk BUMN turun Rp 3.000 per sak, giliran INTP memangkas harga produknya sekitar 4% sejak awal pekan lalu. Untuk mengimbangi penurunan harga semen, kini INTP gencar efisiensi. Perseroan pun berharap adanya penyesuaian tarif pasca-penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), seperti turunnya tarif listrik dan biaya transportasi. "Kami akan mati-matian efisiensi," ungkap Sahat Siahaan, Sekretaris perusahaan INTP kepada KONTAN, Senin (26/1). INTP berharap pembangunan infrastruktur tahun ini mampu mendorong pertumbuhan permintaan semen. Perseroan menargetkan penjualan semen tahun ini tumbuh 5% - 6%, seiring dengan proyeksi pertumbuhan permintaan semen dalam negeri.