KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) yang sudah murah memancing investor kembali mengoleksinya. Tak heran, CPO kembali reli pada siang ini. Apalagi, didukung peningkatan pada ekspor Malaysia.Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange naik 0,6% ke level RM 3.087 atau setara US$ 975 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi pagi di RM 3.080 per metrik ton. Meski begitu, dalam sepekan ini, harga minyak nabati ini masih terpapas 0,5%. Adapun, di sepanjang bulan ini, harganya sudah rontok hingga 11%.Investor cukup optimis didukung ekspektasi masih kuatnya permintaan minyak sawit. Hari ini, Intertek melaporkan, ekspor dari Malaysia dalam 25 hari pertama di bulan ini naik 10,5% menjadi 1,15 juta ton, dibandingkan periode yang sama bulan lalu.Gnanasekar Thiagarajan, direktur Commtrendz Risk Management Services Pvt. menilai, meskipun tren sedang bearish, namun koreksi sebesar RM 600 memicu peluang tawar menawar untuk membeli kembali. "Juga ada dukungan dari peningkatan ekspor Malaysia," urainya.Namun, analis Phillip Futures Pte. Chung Yang Ker menilai, faktor ekonomi makro di Eropa akan menggiring sentimen di pasar. "Apalagi jika solusi di Yunani tak kunjung ada, maka bisa menekan harga minyak sawit lebih rendah lagi," prediksi Ker.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga sudah murah, CPO mulai dikoleksi lagi
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) yang sudah murah memancing investor kembali mengoleksinya. Tak heran, CPO kembali reli pada siang ini. Apalagi, didukung peningkatan pada ekspor Malaysia.Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange naik 0,6% ke level RM 3.087 atau setara US$ 975 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi pagi di RM 3.080 per metrik ton. Meski begitu, dalam sepekan ini, harga minyak nabati ini masih terpapas 0,5%. Adapun, di sepanjang bulan ini, harganya sudah rontok hingga 11%.Investor cukup optimis didukung ekspektasi masih kuatnya permintaan minyak sawit. Hari ini, Intertek melaporkan, ekspor dari Malaysia dalam 25 hari pertama di bulan ini naik 10,5% menjadi 1,15 juta ton, dibandingkan periode yang sama bulan lalu.Gnanasekar Thiagarajan, direktur Commtrendz Risk Management Services Pvt. menilai, meskipun tren sedang bearish, namun koreksi sebesar RM 600 memicu peluang tawar menawar untuk membeli kembali. "Juga ada dukungan dari peningkatan ekspor Malaysia," urainya.Namun, analis Phillip Futures Pte. Chung Yang Ker menilai, faktor ekonomi makro di Eropa akan menggiring sentimen di pasar. "Apalagi jika solusi di Yunani tak kunjung ada, maka bisa menekan harga minyak sawit lebih rendah lagi," prediksi Ker.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News