Harga SUN berpeluang melemah



JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Senin (9/5) berpotensi tertekan.

Mengacu data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) pada Rabu (4/5), harga SUN seri acuan bertenor 11 tahun yakni FR0056 menyusut dari posisi sehari sebelumnya 105,1% menjadi 104,76%. Dus, yieldnya pun menggemuk dari semula 7,65% menjadi 7,69%.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menduga, harga obligasi negara hari ini masih akan bergerak variatif dengan peluang untuk kembali melanjutkan koreksi. Pelaku pasar juga mengantisipasi lelang penjualan SUN pada Selasa (10/5).


"Kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah beserta Bank Indonesia guna memperbaiki kinerja di kuartal II 2016 akan menjadi perhatian investor setelah data pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2016 yang berada di bawah estimasi," terangnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (4/5) merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air per kuartal I 2016 sebesar 4,92% (yoy). Angka tersebut lebih rendah ketimbang pencapaian kuartal IV 2015 yang tercatat 5,04% (yoy) serta estimasi analis yang dipatok 5,07% (yoy).

Selain itu, lanjut Made, investor juga tengah menantikan hasil review dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) terhadap peringkat utang Indonesia.

Pada tahun 2015, lembaga pemeringkat S&P merevisi prospek peringkat Indonesia dari stabil menjadi positif dengan tetap mempertahankan peringkat "BB+".

"Revisi tersebut mencerminkan peluang dinaikkannya peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi oleh lembaga pemeringkat S&P," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto