Harga SUN berpeluang naik jelang pengumuman suku bunga acuan BI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan naik pada perdagangan Kamis (22/8). Hal ini terjadi di tengah penantian para pelaku pasar terhadap rilis kebijakan moneter Bank Indonesia terkait suku bunga acuan.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra meyakini, BI akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Repo Rate di level 5,75%.

Di sisi lain, sebagian besar imbal hasil surat utang global mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin. Ambil contoh, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang naik ke level 1,586% sedangkan imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun naik ke level 2,066%.


Baca Juga: Harga SUN berpeluang naik, seri-seri ini bisa jadi opsi bagi investor

“Kondisi tersebut kami perkirakan akan menekan harga SUN dengan denominasi mata uang dolar AS,” ungkap Made dalam riset harian yang diterima Kontan.co.id.

Dengan demikian, Made menyarankan para investor untuk tetap mencermati pergerakan kurs rupiah seiring masih adanya sentimen perang dagang antara AS-China. Investor juga disarankan melakukan strategi trading dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga SUN dengan pilihan pada seri-seri tenor pendek dan menengah.

Seri-seri yang dimaksud meliputi FR0031, FR0053, FR0061, FR0056, FR0059, dan FR0064.

Sebelumnya, harga SUN naik pada perdagangan kemarin akibat penguatan rupiah serta aksi beli para investor di tengah penantian suku bunga acuan BI.

Baca Juga: Tren bunga turun, pamor obligasi dan saham meningkat

Harga rata-rata SUN tenor pendek atau satu tahun hingga empat tahun naik sebesar 9 basis poin (bps) yang mengakibatkan penurunan imbal hasil rata-rata sebesar 2 bps. Harga rata-rata SUN tenor menengah atau lima tahun sampai tujuh tahun naik hingga 18,6 bps sehingga imbal hasil rata-ratanya turun sekitar 1 bps—4,6 bps.

Adapun harga rata-rata SUN tenor panjang atau di atas tujuh tahun naik sebesar 106 bps sehingga mendorong penurunan imbal hasil rata-rata hingga 10 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi