Harga SUN cenderung bergerak terbatas hari ini, apa penyebabnya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan cenderung bergerak terbatas pada perdagangan Senin (24/9). Hal ini disebabkan penantian para investor jelang pelaksanaan Federal Open Market Committee yang akan diikuti oleh Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tengah pekan nanti. Alhasil, investor cenderung berhati-hati untuk melakukan transaksi di pasar sekunder.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra menambahkan, terbatasnya pergerakan harga SUN juga didorong oleh rencana lelang SUN oleh pemerintah pada esok hari.

Sebelumnya, harga SUN kembali melanjutkan tren kenaikan berkat penguat nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (21/9) lalu.


SUN bertenor pendek mengalami penurunan imbal hasil dengan nilai rata-rata sebesar 5 bps sedangkan harganya naik hingga 30 bps. Imbal hasil SUN bertenor menengah mengalami penurunan berkisar 5—9 bps yang didorong oleh kenaikan harga sekitar 20—30 bps. Imbal hasil SUN bertenor panjang mengalami penurunan imbal hasil hingga 8 bps dengan kenaikan harga hingga sebesar 70 bps.

“Imbal hasil SUN dalam sepekan mengalami penurunan rata-rata sebesar 19 bps dengan rentang penurunan imbal hasil antara 5—50 bps,” ungkap Made, dalam riset hari ini.

Kenaikan harga SUN dalam sepekan terakhir didukung oleh faktor relatif stabilnya pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS. Seiring dengan hal tersebut, para investor asing kembali melakukan akumulasi pembelian instrumen pasar modal di Indonesia, baik di pasar saham maupun di pasar obligasi.

Menurut Made, dengan potensi terbatasnya pergerakan harga SUN pada hari ini, investor diharapkan tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder. Peluang kenaikan harga dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading jangka pendek maupun aksi ambil untung. Adapun seri SUN yang ia rekomendasikan hari ini antara lain ORI013, SR009, PBS016, PBS002, FR0031, FR0034, FR0053, FR0061, FR0063, dan FR0070.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia