JAKARTA. Perdagangan Surat Utang Negara (SUN), Senin (19/7) diperkirakan memiliki potensi untuk harga SUN yang naik dengan pergerakan bervariasi.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan peluang terjadinya kenaikan harga beriringan dengan penurunan imbal hasil dari surat utang global.
Pada imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun dan 30 tahun tidak bergerak di level 2,16% dan 2,78%. Sedangkan, imbal hasil Jerman (Bund) tenor 10 tahun turun sebesar 1bps di level 0,27%. Sementara, imbal hasil Inggris (Gilt) tenor 10 tahun juga turun 1 bps di level 1,02%.
Namun, Made mengatakan peluang kenaikan harga SUN ini masih dibatasi oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. “Faktor pelaksaan lelang jugar turut mempengaruhi,” kata Made.
Secara teknikal Made memprediksikan SUN tenor panjang masih bergerak ke tren kenaikan harga tetapi sudah mulai terbatas. Sedangkan, SUN tenor pendek cenderung bergerak sideways.
“Pada seri-seri benchmark SUN sudah menjauhi area jenuh beli (overbought) sehingga membuka peluang untuk kenaikan harga SUN pada perdagangan hari ini,” kata Made.
Baiknya, investor melakukan strategi trading dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga. Seri SUN yang menarik untuk dibeli adalah FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062, dan FR0067.
“ORI013 lebih menarik dibandingkan FR0036 dengan tenor yang sama,” kata Made.
Sebelumnya, volume perdagangan SUN pekan lalu ditutup senilai Rp 9,15 triliun. Jumlah ini berasal dari 43 seri SUN yang diperdagangkan dan senilai Rp 1,83 triliun merupakan hasil perdagangan seri SUN acuan.
I Made Adi Saputra menjabarkan seri SUN yang paling ramai diminati pada perdagangan, Jumat (16/7) adalah seri SPN12180201 yang mencatatkan perdagangan senilai Rp 1,12 triliun dari lima kali transaksi di harga rata-rata 95,91%. Selain, itu seri FR0074 juga banyak diminati dengan volume perdagangan mencapai Rp 982 miliar dari 75 kali transaksi di harga rata-rata 102,38%
Sedangkan, pada obligasi korporasi tercatat volume perdagangan mencapai Rp804,5 miliar dari 38 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Jumlah tersebut diantaranya berasal dari Obligasi Berkelanjutan II Waskita KaryaTahap III Tahun 2017 Seri A (WSKT02ACN3) yang mencatatkan volume perdagangan sebesar Rp 140,8 miliar dari dua kali transaksi di harga rata-rata 100,26%.
Selain itu, Made menyebut pada Obligasi Berkelanjutan II Sumber Alfaria Trijaya Tahap I Tahun 2017 (AMRT02CN1) volume perdagangan mencapai Rp 68 miliar dari satu kali transaksi di harga rata-rata 100,18%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto