Harga SUN hari ini diramal naik, ini sebabnya



JAKARTA. Pada perdagangan surat utang negara (SUN) hari ini (17/4) diprediksi harga SUN masih berpeluang mengalami kenaikan sehingga turut mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya di pasar sekunder. Apalagi dengan didukung oleh kembali turunnya imbal hasil dari US Treasury

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, perdagangan Kamis (13/4) lalu imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan pada level 2,19%.

Hal tersebut merupakan posisi terendahnya sejak November 2016 pun demikian dengan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun yang mengalami penurunan di level 2,87%.


"Penurunan tersebut di tengah kekhawatiran investor terhadap ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah setelah angkatan perang Amerika Serikat menjatuhkan bom di negara Afganistan setelah melakukan penyerangan terhadap negara Syiria," papar Made.

Investor global merespon kondisi tersebut dengan melakukan pembelian aset yang lebih aman (safe haven asset). Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) yang juga dianggap sebagai safe haven asset juga terlihat mengalami penurunan masing - masing di level 0,18% dan 1,04% untuk surat utang dengan tenor 10 tahun.

"Kondisi tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga SUN dengan denominasi mata uang rupiah dan dollar Amerika," kata dia.

Sedangkan dari dalam negeri, akumulasi pembelian SUN yang dilakukan oleh investor asing menjadi katalis bagi pergerakan harga di pasar sekunder.

Hingga 12 April 2017, investor asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 7,36 triliun. Sementara akumulasi sejak awal tahun kepemilikan investor asing tercatat senilai Rp 64,77 triliun.

Sementara itu data neraca perdagangan Maret 2017 diperkirakan masih akan mengalami surplus neraca perdagangan, sehingga akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga SUN di pasar sekunder seiring dengan meningkatnya cadangan devisa yang didapatkan dari neraca perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto