Harga SUN masih akan tertekan penguatan dollar



JAKARTA. Performa mata uang Garuda yang kurang unggul memicu koreksi harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada Selasa (24/5).

Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Selasa (24/5), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price merosot 0,27% dibandingkan hari sebelumnya ke level 111,13.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra berpendapat, penurunan harga SUN pada perdagangan kemarin disebabkan oleh faktor pelemahan nilai tukar rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, Selasa (24/5) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,47% menjadi Rp 13.638.


"Kemarin sempat berada di atas level Rp 13.700 per dollar Amerika, mendorong investor untuk melakukan penjualan SUN di pasar sekunder," terangnya.

Menurut Made, spekulasi kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Sentral Amerika pada pertemuan di bulan Juni 2016 mendorong penguatan dollar Amerika terhadap mata uang global termasuk di hadapan nilai tukar rupiah.

Untuk transaksi pada hari ini, Made memprediksi, harga SUN di pasar sekunder berpeluang tertekan. Penyebabnya masih sama, yakni penguatan mata uang Negeri Paman Sam.

"Pergerakan nilai tukar rupaih terhadap dollar Amerika akan memengaruhi pergerakan harga SUN pada perdagangan hari ini di tengah minimnya katalis dari dalam negeri," imbuhnya.

Memang sejatinya ada sentimen positif dari keputusan lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) yang mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi (investment grade) yakni BBB- dengan prospek stabil.

"Namun kami perkirakan tidak banyak mempengaruhi pergerakan harga SUN pada perdagangan hari ini," jelasnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie