Harga SUN Senin ini berpotensi kembali menanjak



JAKARTA. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memproyeksikan, harga obligasi negara di pasar sekunder hari ini Senin (5/12) berpotensi naik. Ini didorong oleh katalis positif dari imbal hasil surat utang global yang kembali mengecil.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun turun dari semula 2,44% menjadi 2,35%. Pemicunya, data sektor tenaga kerja Amerika per November 2016 yang mencatatkan angka pengangguran sebesar 4,6% dengan penambahan jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian (Nonfarm Payrolls) sebanyak 178 ribu tenaga kerja.

Namun, penurunan pengangguran juga diikuti oleh mengecilnya tingkat partisipasi (Participation Rate) menjadi 62,7% dengan tingkat upah yang terkoreksi 0,1%.


Serupa, imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) bertenor sama juga ditutup turun masing-masing ke level 0,27% dan 1,38% jelang pelaksanaan referendum di Italia. Walhasil, investor pun mengalihkan dananya ke aset yang lebih aman (safe haven asset).

"Hal tersebut kami perkirakan juga akan berdampak positif bagi pergerakan harga SUN dengan denominasi mata uang dollar Amerika yang sempat mengalami koreksi dalam beberapa hari terakhir," terangnya.

Dari domestik, pelaku pasar akan mencermati agenda lelang penjualan SUN pada hari Selasa (6/12). Dalam lelang terakhir di tahun 2016 ini, pemerintah menargetkan penerbitan SUN sebanyak Rp 6,2 triliun dari lima seri yang ditawarkan ke investor.

Merujuk situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Jumat (2/12), rata-rata harga obligasi pemerintah (INDOBeX Government Clean Price) naik 0,13% dibandingkan hari sebelumnya ke level 109,58.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto