JAKARTA. Menjelang akhir pekan, obligasi pemerintah terutama seri-seri tenor panjang melonjak cukup tajam. Pada awal perdagangan hari ini (27/7) pukul 10.32 WIB, harga seri FR0058 bertenor 20 tahun sudah berada di 120,25, naik 50 basis poin (bps) dari 119,75 di penutupan kemarin. Sama juga dengan FR0061 bertenor 10 tahun yang harganya naik 50 bps ke 109.75 dari 109,25 di hari sebelumnya.Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhammad Ikhsan menyebut lonjakan harga di pasar obligasi hari ini terkait dengan pemotongan suku bunga Filipina sebesar 25 bps menjadi 3,75% kemarin (26/7). Bunga Filipina yang semakin rendah akan memberi peluang bagi pasar aset beresiko di Indonesia terutama untuk pasar obligasi. "Ada peralihan portfolio ke pasar obligasi pemerintah kita seiring masih menariknya suku bunga acuan Indonesia," jelas Ikhsan.Selain itu, Ikhsan berpendapat kenaikan posisi Penanaman Modal Asing (PMA) semester satu ini, secara langsung memberikan citra positif terhadap investasi jangka panjang di Indonesia.Pasar akan melihat, investor asing masih percaya untuk menanamkan modalnya di sektor riil, yang resikonya lebih besar dari investasi portofolio. "Karena di real market, nantinya investor tau resiko tidak mudah langsung menarik dananya seperti di pasar modal yang investor asing bisa cepat masuk dan keluar," urai Ikhsan.Dengan pertimbangan itu, Ikhsan memprediksi reli Surat utang negara (SUN) hari ini (27/7) akan berlanjut di pekan depan.Dia memproyeksikan FR0058 berpeluang naik menuju resistance harga di 122,5 dengan yield 6,25%. Sedangakn FR0061 bisa menanjak ke resistance harga di 111,25 dengan yield di 5,5%.Dalam waktu dekat, pelaku pasar masih akan mencermati inflasi Juli yang diprediksi naik di bulan ramadhan "Walaupun inflasi naik, tapi BI Rate tetap, kemungkinan hanya sesaat menjadi sentimen negatif untuk pasar obligasi," terangnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
HARGA SUN tenor panjang menanjak lagi
JAKARTA. Menjelang akhir pekan, obligasi pemerintah terutama seri-seri tenor panjang melonjak cukup tajam. Pada awal perdagangan hari ini (27/7) pukul 10.32 WIB, harga seri FR0058 bertenor 20 tahun sudah berada di 120,25, naik 50 basis poin (bps) dari 119,75 di penutupan kemarin. Sama juga dengan FR0061 bertenor 10 tahun yang harganya naik 50 bps ke 109.75 dari 109,25 di hari sebelumnya.Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhammad Ikhsan menyebut lonjakan harga di pasar obligasi hari ini terkait dengan pemotongan suku bunga Filipina sebesar 25 bps menjadi 3,75% kemarin (26/7). Bunga Filipina yang semakin rendah akan memberi peluang bagi pasar aset beresiko di Indonesia terutama untuk pasar obligasi. "Ada peralihan portfolio ke pasar obligasi pemerintah kita seiring masih menariknya suku bunga acuan Indonesia," jelas Ikhsan.Selain itu, Ikhsan berpendapat kenaikan posisi Penanaman Modal Asing (PMA) semester satu ini, secara langsung memberikan citra positif terhadap investasi jangka panjang di Indonesia.Pasar akan melihat, investor asing masih percaya untuk menanamkan modalnya di sektor riil, yang resikonya lebih besar dari investasi portofolio. "Karena di real market, nantinya investor tau resiko tidak mudah langsung menarik dananya seperti di pasar modal yang investor asing bisa cepat masuk dan keluar," urai Ikhsan.Dengan pertimbangan itu, Ikhsan memprediksi reli Surat utang negara (SUN) hari ini (27/7) akan berlanjut di pekan depan.Dia memproyeksikan FR0058 berpeluang naik menuju resistance harga di 122,5 dengan yield 6,25%. Sedangakn FR0061 bisa menanjak ke resistance harga di 111,25 dengan yield di 5,5%.Dalam waktu dekat, pelaku pasar masih akan mencermati inflasi Juli yang diprediksi naik di bulan ramadhan "Walaupun inflasi naik, tapi BI Rate tetap, kemungkinan hanya sesaat menjadi sentimen negatif untuk pasar obligasi," terangnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News