JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) beberapa seri pada perdagangan sesi I di pasar sekunder melonjak drastis. Seri FR27 misalnya, harga SUN yang jatuh tempo pada 2015 ini mencapai level 109,30 naik 12,38% dari posisi kemarin (19/1) di level 124,75. Secara otomatis, yield atau tingkat imbal hasil FR27 menciut jadi 6,99% dari yang sebelumnya 8,18%. Berbeda dengan SUN tenor pendek, harga seri FR52 yang jatuh tempo 2030 justru turun dari 103,25 menjadi 102,75. Sebaliknya, yield seri ini sedikit naik menjadi 10,17% (20/1) dari yang sebelumnya 10,11%. Indeks hasil perhitungan Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) sempat naik tipis ke level 99,72 (19/1) dari posisi 99,47 (18/1) yang merupakan posisi terendah sejak 2 tahun terakhir. Biasanya, pasar kembali melakukan aksi beli setelah harga SUN terkoreksi. Saat ini pasar menanti angka inflasi yang akan berpengaruh pada suku bunga acuan atau BI rate. "Tenor pendek memiliki resiko yang lebih rendah terhadap kenaikan suku bunga ketimbang tenor yang lebih panjang," ujar Analis Obligasi Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto.
Harga SUN tenor pendek melonjak drastis di pasar sekunder
JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) beberapa seri pada perdagangan sesi I di pasar sekunder melonjak drastis. Seri FR27 misalnya, harga SUN yang jatuh tempo pada 2015 ini mencapai level 109,30 naik 12,38% dari posisi kemarin (19/1) di level 124,75. Secara otomatis, yield atau tingkat imbal hasil FR27 menciut jadi 6,99% dari yang sebelumnya 8,18%. Berbeda dengan SUN tenor pendek, harga seri FR52 yang jatuh tempo 2030 justru turun dari 103,25 menjadi 102,75. Sebaliknya, yield seri ini sedikit naik menjadi 10,17% (20/1) dari yang sebelumnya 10,11%. Indeks hasil perhitungan Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) sempat naik tipis ke level 99,72 (19/1) dari posisi 99,47 (18/1) yang merupakan posisi terendah sejak 2 tahun terakhir. Biasanya, pasar kembali melakukan aksi beli setelah harga SUN terkoreksi. Saat ini pasar menanti angka inflasi yang akan berpengaruh pada suku bunga acuan atau BI rate. "Tenor pendek memiliki resiko yang lebih rendah terhadap kenaikan suku bunga ketimbang tenor yang lebih panjang," ujar Analis Obligasi Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto.