Harga Susu Rendah, Peternak Belgia Gelar Demonstrasi



BELGIA. Kalangan peternak susu di Belgia menumpahkan 790.000 galon susu segar ke ladang pertaniannya, Rabu (16/9). Aksi itu dilakukan petani untuk menyikapi rendahnya harga susu yang menyebabkan usaha mereka mengalami kebangkrutan.

Kelompok peternak susu, mengatakan, harga susu dunia telah merosot begitu dalam, sehingga mereka harus menjual susu dengan setengah biaya produksi yang dikeluarkannya. Akibatnya, kini semakin banyak peternak yang tidak mampu membayar utang-utang mereka.

Untuk memperlihatkan keputusasaan tersebut, mereka menyeret sekitar 300 traktor kontainer susu ke ladang bajakan di wilayah selatan Belgia, membuang produksi susu satu hari di wilayah itu. "Membuang produksi susu ini adalah skandal. Tapi kita harus menyadari situasi yang terjadi," kata Erwin Schoepges, pemimpin kelompok peternak susu Belgia.


Krisis memang telah mendorong banyak peternak di Uni Eropa untuk melakukan aksi mogok susu, dengan menolak mendistribusikan susu kepada konglomerat industri pengolahan yang mengolah skim susu untuk produksi keju.

Romualdus Schaber Presiden Kelompok Peternak Susu Eropa menegaskan, pengurangan pasokan akibat separuh dari peternak susu di beberapa daerah menolak menyuplai susu akan memukul beberapa supermarket si awal pekan depan. "Kami melihat bencana yang nyata. Tidak ada yang mau memproduksi susu di level harga saat ini," katanya.

Para peternak menuntut lebih keras adanya kuota produksi dari Uni Eropa, untuk bisa menaikkan harga susu dari 18-24 sen euro per kilogram ke 40 sen euro. Mereka mengklaim, dukungan pemerintah sangat penting untuk mencegah kebangkrutan.

Sayangnya, aksi penumpahan susu di Selatan Belgia itu justru diprotes Uni Eropa. Mereka menyayangkan kurangnya kesatuan dari para peternak, sehingga membuat seluruh industri pengguna susu di seluruh Eropa menderita.

Sebanyak 27 negara Uni Eropa telah mengeluarkan dana untuk subsidi kepada peternak sejumlah 55 miliar euro atau sekitar US$ 80 miliar. Dana subsidi yang dibayarkan setiap tahun itu dipakai untuk mendanai tunjangan peternak , peraturan pasar, penyimpanan bantuan, pembangunan desa dan proyek lainnya.

Editor: Dikky Setiawan