KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk tidak mengubah harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar membuat PT Pertamina harus menanggung selisih harga kedua jenis BBM tersebut. Dengan harga minyak mentah yang sudah menembus US$ 60 per barel, selisih harga yang harus ditanggung Pertamina cukup besar. Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyebut jika harga minyak stabil seperti saat ini, maka selisih harga premium mencapai Rp 800-Rp 1.000 per liter. Sementara selisih harga solar berkisar Rp 1.500-Rp 1.800 per liter. Dengan tambahan subsidi pun, Arief mengaku Pertamina masih menanggung selisih harga solar. "Kalau ada subsidi mungkin masih (nombok) Rp 1000 lah. Tapi itu dengan kondisi harga minyak sekarang," kata Arief pada Rabu (14/3).
Harga tak naik, Pertamina tanggung selisih harga premium dan solar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk tidak mengubah harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar membuat PT Pertamina harus menanggung selisih harga kedua jenis BBM tersebut. Dengan harga minyak mentah yang sudah menembus US$ 60 per barel, selisih harga yang harus ditanggung Pertamina cukup besar. Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyebut jika harga minyak stabil seperti saat ini, maka selisih harga premium mencapai Rp 800-Rp 1.000 per liter. Sementara selisih harga solar berkisar Rp 1.500-Rp 1.800 per liter. Dengan tambahan subsidi pun, Arief mengaku Pertamina masih menanggung selisih harga solar. "Kalau ada subsidi mungkin masih (nombok) Rp 1000 lah. Tapi itu dengan kondisi harga minyak sekarang," kata Arief pada Rabu (14/3).