Harga telur dan daging ayam di Solo masih tinggi



SOLO. Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat seperti telur dan daging ayam di Pasar Tradisional Kleco Solo tetap bertahan tinggi selama tiga bulan terakhir.

Rahayu (40), salah satu pedagang di Pasar Kleco Solo, Jumat, mengatakan bahwa harga daging ayam di daerah itu selama tiga bulan terakhir bertahan tinggi, yakni Rp34.000 per kilogram.

Padahal, ujarnya, jika kondisi normal sekitar Rp23.000 hingga Rp25.000 per kilogram.


Ia mengatakan tingginya harga daging ayam berdampak pada penjualan yang menjadi menurun karena pelanggan mengurangi permintaan hingga sekitar 20 persen dibandingkan dengan dalam kondisi biasa.

"Saya rata-rata menyediakan daging ayam sekitar 100 kg per hari, tetapi kini akibat pasar cenderung sepi hanya stok 80 kg per hari," katanya.

Menurut dia, tingginya harga daging ayam tersebut kemungkinan karena naiknya harga pakan ternak ayam. Peternak yang tidak mau merugi atas usahnya membuat harga pakan menjadi mahal.

"Pakan ternak ayam mahal maka harga daging juga tinggi," katanya.

Penjual daging sapi, Sumiatun (41), mengatakan harga daging sapi sejak sebelum Natal 2015 hingga sekarang tetap bertahan Rp95.000 per kilogram untuk kualitas baik, sedangkan kualitas sedang Rp90.000 per kilogram.

Ia mengatakan harga daging sapi tersebut naik dibandingkan dengan harga biasanya atau normal yang rata-rata Rp85.000/kg untuk kualitas baik dan Rp80.000/kg untuk kualitas sedang.

"Kenaikan harga daging sapi memang cukup bertahan lama. Biasanya menjelang Natal ada kenaikan harga paling bertahan satu bulan harga kembali normal," katanya.

Menurut dia, dengan masih mahalnya harga daging sapi tersebut, banyak jagal kelihatan menunda pemotongan ternaknya, tetapi hal itu tidak memengaruhi stok yang hingga sekarang masih mencukup kebutuhan pasar.

Sidiq (35), pedagang lainnya di Pasar Kleco mengatakan harga telur ayam cukup tinggi, yakni Rp22.000/kg, sedangkan jika normal rata-rata Rp16.000 hingga Rp18.000/kg.

Menurut Sidiq, kenaikan harga telur ayam tersebut dipengaruhi naiknya harga pakan ternak. Peternak melakukan penyesuaian harga sesuai dengan patokan harga telur di pasar.

"Harga telur ini sudah tiga bulan tidak kembali turun normal. Hal ini, karena pakan ternak masih mahal. Padahal pemerintah belum lama ini juga menurunkan harga BBM solar dan premium," katanya.

Sidiq mengatakan meskipun harga telur bertahan tinggi, permintaan pasar tetap normal.

"Kami rata-rata mampu menjual telur ayam sekitar tiga kotak atau 75 kg per hari," katanya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Surakarta Triyana saat dikonfirmasi, membenarkan masih tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat yang dijual di pasar tradisional setempat.

"Tetapi masih dalam taraf wajar," katanya.

Menurut dia, kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok tersebut sebagai hal yang biasa.

"Sudah biasa saat momentum mendekat hari besar selalu terjadi seperti menjelang Natal sebelumnya dan kini menyambut Imlek. Namun, kondisi itu akan kembali normal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan