KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso memperkirakan harga telur akan berangsur menurun bulan ini. Pasalnya, permintaan atas telur akan semakin menurun dan pullet (ayam petelur siap produksi) sudah mulai memproduksi telur. Dalam beberapa waktu terakhir, harga telur memang sedang meningkat. Menurut Yudianto, rata-rata harga telur di tingkat peternak sekitar Rp 24.000 - 25.000 per kg saat ini. Harga ini pun tergantung daerah dan kualitas telur itu sendiri. Peningkatan harga yang signifikan ini dikarenakan kebutuhan masyarakat atas telur yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir. "Sekarang masih dalam masa berlibur, sehingga permintaan masih tinggi. Setelah libur berakhir, maka kebutuhannya akan dialokasikan ke yang lain," ujar Yudianto kepada Kontan.co.id, Kamis (12/7).
Harga telur yang tinggi ini pun disebabkan oleh afkir layer dalam jumlah besar yang dilakukan sebelum Ramadan. Akibatnya, ayam layer pun berkurang dan berdampak pada pasokan telur yang turut berkurang. Meski peternak memiliki cadangan pullet, namun pullet ini belum siap bertelur. "Ke depan, pullet ini akan mulai berproduksi dan telurnya bertambah," tambah Yudianto. Menurut Yudianto, saat afkir dilakukan, harga afkir cukup tinggi. Saat itu, harga afkir bisa mencapai Rp 24.000. Padahal, biasanya harga afkir hanya berkisar Rp 15.000 - Rp 22.000. Ini pun menjadi pemicu tingginya harga telur.