Harga tembaga akan pulih seiring ekonomi China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas tembaga mulai pick-up setelah terporosok cukup dalam. Pasar mengkhawatirkan pasokan tembaga global melebihi prediksi.

Mengutip pemberitaan Reuters (17/1) pagi ini, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan dari bursa London Metal Exchange terlihat naik 0,38% ke US$ 7.105 per metrik ton. Padahal sehari sebelumnya, harga sudah jatuh 1,83% dan ditutup di US$ 7.078 per metrik ton.

Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto jelaskan, jatuhnya harga tembaga pada perdagangan sehari sebelumnya disebabkan adanya data persediaan di Bursa Shanghai yang naik 481.000 ton dari persediaan Bulan November di 480.000 ton.


"Dan kondisi koreksi harga itu juga terkait dengan turunnya impor tembaga China di bulan Desember sebesar 4,3%," jelas Andri kepada KONTAN, Rabu (17/1).

Tak lupa ada juga laporan dari CME Group yang mneyatakan pasokan tembaga di gudangnya di Amerika Serikat terlihat mendaki 139% ke posisi rekor 232.777 ton pada akhir 2017. Padahal, LME melaporkan pasokan logam industri di gudang LME turun 40% sepanjang tahun 2017.

Untungnya, perdagangan hari ini berhasil kembali menguat lantaran sudah koreksi cukup tajam. Apalagi dihadapan data Pertumbuhan Domestik Bruto (GDP) kuartal IV China yang bakal rilis besok Kamis (18/1). Pasar memprediksi, angka GDP nya bakal mendarat di 6,7%, lebih rendah dari periode sebelumnya di 6,8%.

Andri perkirakan rilisnya bakal positif lantaran kegiatan produksi industri Desember China diperkirakan masih akan kuat di level 6,1%.

Secara teknikal, Andri melihat grafik indikator moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 masih beri sinyal buy. Demikian pula sinyal buy terlihat dari tiga indikator lain, yakni Relative Strength Index di level 61, indikator Stochastic di level 73,5 dan moving average convergence divergence (MACD) di level 235.

Untuk harga esok, Andri perkirakan harga akan berkisar di US$ 7.135 - US$ 7.030 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia