Harga tembaga ambruk ke bawah US$ 5.000 per metrik ton, level terburuk dalam 40 bulan



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga tembaga turun di bawah US$ 5.000 per metrik ton untuk pertama kalinya sejak November 2016. 

Mengutip Reuters, Rabu (18/3) pukul 13.3o WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) turun 3,7% menjadi US$ 4.952 per metrik ton, terendah sejak 4 November 2016.

Pelemahan harga tembaga terjadi setelah penutupan tambang di Peru yang malah memberi kekhawatiran baru tentang penurunan permintaan akibat pandemi virus corona. 


Baca Juga: Harga minyak menguat setelah anjlok ke level terburuk dalam empat tahun

Sebelumnya, harga tembaga mendapat sentimen positif dengan langkah penambang untuk menutup dan mengurangi operasi di Peru, setelah negara Amerika Selatan itu mengumumkan keadaan darurat dan kemungkinan gangguan rantai pasokan di negara tetangga Chili, yang juga merupakan produsen tembaga top dunia. 

"Peru dan Chili menyumbang 60% dari total impor konsentrat tembaga China," kata Helen Lau, seorang analis di Argonaut Securities. 

Namun, pabrik peleburan tembaga China belum memulai produksi penuh setelah gangguan terkait virus corona pada Januari dan Februari malah menjadi beban baru. "Tetapi mulai sekarang Anda bisa mulai khawatir tentang pelabuhan, kekurangan tenaga kerja, karantina, dan penutupan yang bisa terjadi di Amerika Selatan juga," Lau menambahkan.

Selain tembaga yang merosot, harga komoditas logam industri lainnya juga ikut terkikis. Lihat saja, Nikel, seng dan timah yang anjlok lebih dari 2% di awal perdagangan hari ini. Bahkan, Aluminium merosot ke $ 1.631,50, terendah sejak Oktober 2016. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari