Harga Tembaga Bersiap untuk Kenaikan Bulanan



KONTAN.CO.ID - Harga tembaga naik pada hari Jumat (30/8), di tengah optimisme tentang dukungan lebih lanjut dari pemerintah untuk ekonomi China, yang merupakan konsumen logam terbesar di dunia.

Beberapa investor juga memperkirakan harga telah mencapai titik terendah pada awal bulan ini.

Tembaga diperkirakan akan mencatat kenaikan bulanan pertamanya sejak Mei, ketika harga mencapai rekor lebih dari US$11.100 per ton.


Baca Juga: Harga Tembaga dan Aluminium Terus Turun Akibat Permintaan China yang Lemah

Melansir Reuters, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,9% menjadi US$9.328 per ton dalam perdagangan resmi open-outcry, setelah naik 0,7% sepanjang bulan ini.

Harga meningkat setelah laporan yang menyebutkan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan pemilik rumah untuk merestrukturisasi hingga US$5,4 triliun dalam bentuk hipotek guna mengurangi biaya pinjaman.

"Ini bisa membantu mendukung kepercayaan konsumen, yang saat ini lemah, sehingga dapat meningkatkan konsumsi di kalangan rumah tangga," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, Kopenhagen.

China telah meningkatkan upayanya untuk mendukung sektor properti yang bermasalah, yang merupakan sumber utama permintaan logam industri.

Baca Juga: Harga Komoditas Mineral dan Tembaga Diprediksi Cenderung Stabil, Begini Sentimennya

Sementara itu, kontrak tembaga untuk bulan Oktober yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (SHFE) berakhir dengan kenaikan 0,1% pada perdagangan siang menjadi 74.220 yuan (US$10.466,94) per ton, naik 0,5% sepanjang bulan ini.

Permintaan fisik untuk tembaga di China masih lesu, tetapi Shanghai Metals Market mencatat adanya peningkatan signifikan dalam ekspor kawat dan kabel tembaga dari China.

Beberapa investor optimis dengan kenaikan sejak harga tembaga mencapai titik terendah dalam 4,5 bulan pada 5 Agustus, setelah mengalami penurunan 22% dari puncak rekor pada Mei.

Baca Juga: Harga Tembaga Mencapai Level Tertinggi dalam 6 Minggu Terakhir

"Tampaknya sentimen pasar telah berubah, menjadi pasar yang lebih cenderung untuk membeli saat harga turun daripada menjual saat harga naik, yang merupakan sentimen yang dominan selama beberapa bulan terakhir," kata Hansen.

Untuk logam lain, harga aluminium di LME naik 1,1% dalam perdagangan resmi menjadi US$2.485 per ton, nikel naik 0,1% menjadi US$17.025, seng naik 1,3% menjadi US$2.914, timbal naik 1,5% menjadi US$2.066, dan timah naik 0,6% menjadi US$32.545.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto