Harga Tembaga Capai Level Terendah 4 Bulan, Tergerus Permintaan China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga merosot ke level terendah hampir empat bulan pada hari Kamis (27/4). Setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) mendorong kenaikan dolar dan investor khawatir tentang permintaan konsumen logam utama China.

Melansir Reuters, harga tembaga kontrak tiga bulan di bursa London Metal Exchange (LME) turun 0,6% pada US$8.504 per ton pada 1430 GMT, setelah mencapai level terendah sejak 6 Januari di US$8.426.

Investor fokus pada elemen inflasi data ekonomi AS pada hari Kamis, yang lebih tinggi dari yang diharapkan, mendorong kenaikan indeks dolar AS.


Dolar yang lebih kuat membuat harga komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Baca Juga: Prospek Emiten Nikel Masih Harus Dicermati, Ini Sebabnya

Data pada hari Kamis juga menunjukkan bahwa laba perusahaan industri China turun 19,2% pada bulan Maret, menggarisbawahi kerapuhan di sektor yang merupakan konsumen utama logam.

"Pemulihan China dari COVID-19 dan dari kelemahan tahun lalu hanya terjadi secara bertahap di sektor industri dan konstruksi," kata Edward Gardner dari Capital Economics.

Perusahaan China yang membuat produk tembaga mengatakan kepada Reuters bahwa mereka memangkas produksi untuk kuartal kedua, biasanya musim permintaan puncak, karena pemulihan konsumsi domestik yang lebih lambat dari perkiraan setelah COVID-19 dan ekspor yang lesu.

Kontrak tembaga Juni yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange turun 0,8% menjadi 66.560 yuan ($9.612,66) per ton.

Permintaan China diperkirakan akan melemah lagi minggu depan karena negara itu memasuki liburan 1-3 Mei.

Ada beberapa impor tembaga ke China yang didukung oleh arbitrase impor terbuka, tetapi dengan liburan minggu depan harga LME bisa turun sebanyak US$300 per ton dalam beberapa sesi berikutnya, kata seorang pedagang.

Gardner menambahkan, kekhawatiran ekonomi global yang lebih luas dipicu oleh data yang lemah dari Amerika Serikat, termasuk angka PDB pada hari Kamis, juga membebani pasar.

Baca Juga: Penurunan Harga Komoditas Goncang Ekspor dan Penerimaan, Begini Antisipasinya

"Kami perkirakan ekonomi AS akhir tahun ini memasuki resesi ringan dan kami pikir selama beberapa bulan ke depan harga logam industri akan berjuang, jatuh sedikit lebih jauh, karena kelemahan ekonomi maju," katanya.

Aluminium LME turun 1,2% menjadi US$2.209 per ton, seng turun 0,7% menjadi US$2.626,50. Sementara timbal sedikit berubah pada US$2.104,50, nikel naik 1,1% menjadi US$23.900 dan timah naik 0,4% menjadi US$25.850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto