Harga Tembaga dan Aluminium Terus Turun Akibat Permintaan China yang Lemah



KONTAN.CO.ID - Harga tembaga dan aluminium kembali turun pada Kamis (29/8), akibat tekanan dari meningkatnya persediaan, permintaan yang lesu di China, serta penguatan dolar AS.

Melansir Reuters, Tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 0,5% menjadi US$9.218 per ton pada pukul 09:45 GMT, setelah mengalami penurunan sebesar 2% pada sesi sebelumnya.

Persediaan tembaga di gudang-gudang terdaftar LME melonjak sebesar 8.700 ton menjadi 322.950 ton, menurut data LME pada Kamis.


Ini adalah jumlah tertinggi dalam sekitar lima tahun terakhir dan dua kali lipat dibandingkan pertengahan Juni.

Baca Juga: Harga Komoditas Mineral dan Tembaga Diprediksi Cenderung Stabil, Begini Sentimennya

Sebagian besar aliran persediaan baru-baru ini masuk ke gudang LME di Asia akibat ekspor besar-besaran dari China, kata para analis.

"Kami mungkin akan melihat lebih banyak pengiriman ke stok LME, bahkan hingga September," ujar Amelia Xiao Fu, kepala strategi pasar komoditas di Bank of China International.

Jendela arbitrase yang mendorong ekspor dari China telah tertutup, tetapi aliran ini terus berlanjut karena penundaan perizinan dan masalah pengiriman lainnya, tambahnya.

Tembaga LME sempat rebound sekitar 9% sejak menyentuh titik terendah dalam 4,5 bulan pada 5 Agustus lalu. Harga mencapai $9.453 pada Selasa sebelum kembali turun pada Rabu.

"Kenaikan harga terbatas sampai kita melihat peningkatan yang lebih berarti dalam permintaan dari China. Data di pasar properti masih lesu dan jenis investasi aset tetap lainnya hanya menunjukkan peningkatan moderat," tambah Fu.

Di sisi lain, kontrak tembaga yang paling banyak diperdagangkan untuk pengiriman Oktober di Shanghai Futures Exchange (SHFE) turun 1,1% menjadi 74.200 yuan ($10.434,68) per ton.

Baca Juga: Harga Tembaga Mencapai Level Tertinggi dalam 6 Minggu Terakhir

Perusahaan tambang BHP menurunkan perkiraan pertumbuhan tembaga China menjadi 1-2% tahun ini, seperti yang diumumkan pada Selasa, menunjuk pada perkiraan kontraksi tajam dalam penyelesaian perumahan tahun ini.

Aluminium LME turun 1,2% menjadi $2.467 per ton, sebagian tertekan oleh kekhawatiran tentang kelebihan pasokan seiring dengan meningkatnya persediaan di gudang yang disetujui SHFE.

Stok aluminium di SHFE telah naik 36% selama tiga bulan terakhir.

Di antara logam lainnya, nikel LME turun 0,4% menjadi US$16.955 per ton, seng turun 0,1% menjadi US$2.877,50, timbal turun 1,4% menjadi US$2.055, dan timah turun 0,7% menjadi US$32.375.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto