Harga Tembaga dan Logam Industri Kebanting Prospek Ekonomi Global yang Suram



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga anjlok pada hari Senin karena prospek permintaan yang memburuk di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Prospek ini memicu aksi jual logam yang digunakan dalam pembangkit listrik dan konstruksi.

Tanda-tanda aktivitas industri yang terhenti di Tiongkok, konsumen utama, telah membebani harga tembaga di London Metal Exchange (LME) selama beberapa bulan terakhir. Harga tembaga turun hampir 20% sejak mencapai rekor tertinggi di atas US$ 11.100 per metrik ton pada bulan Mei 2024.

Senin (5/8) pukul 16.52 WIB, harga acuan tembaga di LME turun 1% menjadi US$ 8.967 per metrik ton. Harga tembaga pengiriman tiga bulan ini mendekati level terendah empat bulan yang dicapai pada tanggal 25 Juli.


Laporan pekerjaan bulanan AS yang lemah minggu lalu dan serangkaian laporan laba yang lemah dari perusahaan teknologi besar semakin merusak kepercayaan di pasar komoditas dan pasar saham.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat Jadi 5,05% di Kuartal II 2024

"Semua pasar ini saling terkait. Pasar logam dan energi sensitif terhadap tema makro," kata analis Liberum Tom Price kepada Reuters. "Investor saham secara efektif menghubungkan sebagian portofolio mereka ke pasar komoditas baik secara langsung maupun melalui indeks," imbuh dia

Saham Eropa jatuh ke posisi terendah dalam beberapa bulan. Sementara saham Jepang pada satu titik melampaui kerugian Black Monday 1987 karena investor meninggalkan pasar saham karena kekhawatiran resesi AS.

Meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga yang lebih dalam oleh Federal Reserve untuk menopang pertumbuhan memukul nilai tukar mata uang AS. Pelemahan dolar AS pada akhirnya akan membantu mendukung permintaan logam yang diukur dengan mata uang dolar AS.

Baca Juga: Sebulan Harga Emas Antam Naik 2,68%, Hari Ini Turun (5 Agustus 2024)

Namun dalam jangka pendek, pasar tembaga mengkhawatirkan peningkatan persediaan di gudang yang disetujui LME. Stok tembaga telah meningkat lebih dari 140% sejak pertengahan Mei ke level tertinggi tiga tahun sebesar 251.350 ton.

Sebagian besar tembaga yang dikirim ke gudang LME di Asia berasal dari Tiongkok, menurut sumber industri.

Harga aluminium turun 0,3% menjadi US$ 2.256 per ton, seng turun 0,3% menjadi US$ 2.645 per ton, timah turun 1,6% menjadi US$ 29.705 per ton, dan nikel turun 0,2% menjadi US$ 16.240 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati