KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih akan membayangi pergerakan harga komoditas. Analis memperkirakan harga tembaga baru bisa pulih setelah The Fed memastikan kenaikan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Comittee (FOMC) bulan depan. “Setelah Maret, sentimen tembaga akan kembali ke fundamentalnya,” ujar Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka kepada Kontan.co.id, Rabu. Pergerakan harga tembaga bakal kembali dipengaruhi faktor defisit pasokan, karena gangguan produksi di beberapa tambang. Ada risiko pemogokan pekerja di kawasan Amerika Latin, karena negosiasi tenaga kerja masih akan banyak terjadi di tahun ini. Ada lebih dari 30 kontrak kerja yang mencakup 5 juta ton pasokan tambang, yang berakhir di tahun ini. Salah satunya kontrak kerja tambang Escondida di Chili yang jatuh tempo Juni 2018.
Harga tembaga diperkirakan pulih pada Maret 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih akan membayangi pergerakan harga komoditas. Analis memperkirakan harga tembaga baru bisa pulih setelah The Fed memastikan kenaikan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Comittee (FOMC) bulan depan. “Setelah Maret, sentimen tembaga akan kembali ke fundamentalnya,” ujar Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka kepada Kontan.co.id, Rabu. Pergerakan harga tembaga bakal kembali dipengaruhi faktor defisit pasokan, karena gangguan produksi di beberapa tambang. Ada risiko pemogokan pekerja di kawasan Amerika Latin, karena negosiasi tenaga kerja masih akan banyak terjadi di tahun ini. Ada lebih dari 30 kontrak kerja yang mencakup 5 juta ton pasokan tambang, yang berakhir di tahun ini. Salah satunya kontrak kerja tambang Escondida di Chili yang jatuh tempo Juni 2018.